IPO GoTo gunakan Skema Greenshoe dan Hak Suara Multipel, Simak Penjelasannya

Rabu, 16 Maret 2022 | 05:25 WIB   Reporter: Ridwan Nanda Mulyana
IPO GoTo gunakan Skema Greenshoe dan Hak Suara Multipel, Simak Penjelasannya


INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan memulai penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). IPO GoTo berpotensi menjadi yang pertama dilakukan dengan menggunakan peraturan baru tentang saham dengan hak suara multipel (SDHSM).

CEO Grup GoTo Andre Soelistyo menuturkan, struktur SDHSM atau multiple voting shares (MVS) memang relatif baru diperkenalkan untuk perusahaan publik di Indonesia. Namun, mekanisme ini sejatinya sudah normal digunakan di seluruh dunia, apalagi untuk perusahaan teknologi.

"Perusahaan seperti Google, Facebook, Amazon, Alibaba dan seterusnya, memiliki struktur yang sangat mirip dengan SDHSM ini," ujar Andre dalam paparan publik IPO GoTo yang digelar secara virtual, Selasa (15/3).

Struktur SDHSM ini, sambung Andre, memberikan hak kepada para pendiri perusahaan dan beberapa tim manajemen untuk mendapatkan hak suara mayoritas. Dengan begitu, mereka tetap bisa mengambil keputusan secara cepat dan mengeksekusi strategi guna menumbuhkan bisnis sesuai visi jangka panjang perusahaan.

"Ini sangat penting bagi kami semua. Mudah-mudahan dengan struktur ini, kami juga bisa terus bertanggung jawab untuk keberhasilan dan keberlanjutan perusahaan," ujar Andre.

Baca Juga: Dari IPO GoTo, Kekayaan William Tanuwijaya Pendiri Tokopedia Mencapai Rp 6,63 Triliun

Dalam IPO ini, GoTo telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) sebagai penjamin pelaksana emisi efek atau joint lead underwriters.

GoTo menawarkan sebanyak 48 miliar saham baru Seri A dengan kemungkinan ditingkatkan sampai dengan sebanyak-banyaknya 52 miliar saham baru dan mewakili hingga 4,35% dari modal ditempatkan dan disetor Perusahaan setelah selesainya IPO (tidak termasuk saham tambahan dari opsi penjatahan lebih).

Dengan jumlah saham yang ditawarkan, GoTo dapat mengumpulkan dana setidaknya Rp 15,2 triliun (US$ 1,1 miliar), dengan tambahan Rp 2,3 triliun (US$ 160 juta) dari greenshoe. 

President Director PT Indo Premier Sekuritas Moleonoto The menjelaskan bahwa greensoe merupakan mekanisme yang memberikan GoTo fleksibilitas untuk menunjuk broker sebagai agen stabilisasi dalam periode 30 hari sejak saham GoTo listing di bursa efek.

"Dalam waktu 30 hari, agen stabilisasi bisa membeli saham GoTo di harga berapa pun sampai dengan maksimum harga IPO. Dana berasal dari saham treasuri yang sudah dimiliki GoTo, yang mana GoTo memiliki pilihan untuk melepasnya, melalui penawaran terbatas bersamaan dengan IPO," terang Moleonoto.

Sehingga dia menjelaskan, skema greenshoe ini tidak dengan melepas saham baru, tapi atas saham treasuri yang sudah ada. Dalam menerapkan greenshoe ini, GoTo menetapkan sampai dengan sebanyak-banyaknya 15% dari jumlah saham yang ditawarkan saat IPO, atau 7,8 miliar saham, yang akan diambil dari saham treasuri.

Skema ini juga menjadi bagian dari strategi GoTo dalam menjaga volatilitas saham di awal IPO. 

Mengenai hal ini, Managing Director-Investment Banking Trimegah Sekuritas Indonesia David Agus menyampaikan, tingkat harga atau valuasi yang diputuskan dalam IPO sudah mencerminkan kekuatan bisnis dan fundamental yang dimiliki GoTo.

Baca Juga: Mitra Driver, Merchant, Pelanggan Gojek-Tokopedia Dapat Jatah Saham IPO GoTo

Sebagaimana pembelian saham yang lain, David mengingatkan bahwa investor mesti fokus pada potensi, prospek, maupun nilai yang besar dari ekosistem perusahaan di masa depan. 

"Kalau dari rentang harga yang kitakeluarkan, kapitalisasi pasar (GoTo) akan berada di atas Rp 40 triliun, tepatnya di sekitar Rp 413,7 triliun, yang berpotensi menjadi sala satu kapitalisasi terbesar di Indonesia," tandas David.

Grup GoTo berencana menggunakan dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, untuk modal kerja guna mendukung strategi pertumbuhan perusahaan. GoTo akan melakukan penawaran awal (book building) antara 15-21 Maret 2022. Masa penawaran umum ditargetkan akan dilakukan pada 29-31 Maret 2022.

Kemudian pencatatan di Papan Utama BEI dengan kode saham GOTO akan dilakukan dalam beberapa minggu ke depan. 

Dengan kisaran harga untuk IPO sebesar Rp 316 hingga Rp 346 per saham, maka kapitalisasi pasar saat pencatatan saham di BEI diperkirakan mencapai antara Rp 376,6 triliun (US$ 26,2 miliar) dan Rp 413,7 triliun (US$ 28,8 miliar).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru