INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) - JAKARTA. Setelah sempat tertunda, PT Hillcon Tbk (HILL) akhirnya melanjutkan proses penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). Sebelumnya, HILL sempat menunda proses IPO yang rencananya digelar pada 2022
Direktur Hillcon Jaya Angdika menampik bahwa penyebab tertundanya IPO Hillcon tahun lalu adalah penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang dihadapi oleh anak usahanya.
Jaya menegaskan, status PKPU anak usaha HILL sudah dicabut. Jaya menekankan, penyebab tertundanya IPO saham HILL adalah timeline (jadwal) yang mepet, sehingga waktu yang tersedia tidak cukup bila melakukan IPO pada 2022.
“Kami sudah membereskan PKPU sebelum rencana listing karena kami memang tidak salah,” kata Jaya di Jakarta, Jumat (13/1).
Baca Juga: Mau IPO, Intip Target Pendapatan dan Laba Hillcon (HILL) Tahun Ini
Direktur Utama Hillcon Hersan Qiu mengatakan, IPO menjadi salah satu strategi HILL dalam meraup cuan di sektor nikel. Dia menilai, sektor nikel memiliki prospek yang cerah dan sedang sangat berkembang saat.
“Kami menjadi kontraktor nikel pertama yang IPO. Kami saat ini yakin nikel sedang berkembang. Jika sukses IPO pasti luar biasa dampaknya ke kinerja,” kata Hersan.
Usai IPO, calon emiten yang bergerak di kontraktor tambang nikel ini telah menetapkan target pendapatan dan kinerja tahun ini.
Jaya mengatakan, tahun lalu manajemen memperkirakan pendapatan HILL mencapai Rp 3,2 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp 300 miliar. Sementara untuk tahun ini, setelah melakukan IPO manajemen mengestimasi HILL bisa mengantongi pendapatan senilai Rp 6 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 1 triliun.
Baca Juga: IPO Hillcon (HILL) Berlanjut, Simak Jadwal Penawaran Sahamnya
Dalam hajatan IPO, Hillcon menawarkan sebanyak-banyaknya 442,3 juta saham baru. Jumlah itu mewakili 15% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. HILL mematok harga penawaran umum pada rentang Rp 1.250 sampai dengan Rp 2.000 per saham.
Dengan demikian, HILL berpotensi mengantongi dana segar hingga Rp 884,6 miliar dalam aksi korporasi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News