Jadi top gainers di 2020, cermati rekomendasi saham berikut ini

Senin, 04 Januari 2021 | 07:30 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
Jadi top gainers di 2020, cermati rekomendasi saham berikut ini


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,95% ke level 5.979,07 pada perdagangan terakhir tahun 2020, Rabu (30/12). Secara year to date, IHSG terkoreksi sebesar 5,09%.

Berdasarkan RTI, pada perdagangan Rabu (30/12), tercatat 143 saham naik, 365 saham terkoreksi, dan 119 saham diam di tempat. Adapun volume perdagangan tercatat 24,71 miliar dengan nilai transaksi Rp 14,51 triliun.

Sejumlah saham mencetak kenaikan harga tertinggi pada tahun lalu adalah PT BRI Syariah Tbk (BRIS) yang melesat 581,82% ke harga Rp 2.250 per saham, disusul saham PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) yang meroket 422,73% menuju harga Rp 1.035 per saham, PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) meroket 240% ke harga Rp 4.250 per saham, PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) naik 171,96% ke harga Rp 575 per saham.

Baca Juga: Prospek sejumlah saham pembagi dividen di tahun lalu

Kemudian, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) menguat 142,05% menuju harga Rp 1.065 per saham dalam setahun, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) merangkak 130,36% ke harga Rp 1.935 per saham.

Lalu, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menguat 127,10% ke harga Rp 2.430 per saham, PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) melesat 116,05% ke harga Rp 350 per saham, PT Timah Tbk (TINS) naik 80% ke harga Rp 1.485 per saham, dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menguat 40,79% ke harga Rp 428 per saham.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan, saham-saham tersebut menguat seiring dengan adanya aksi korporasi yang dilakukan oleh emiten. Pertama, saham BRIS yang mulai meroket setelah ada rencana merger dengan bank-bank syariah.

“Harga ANTM dan TINS menguat salah satunya karena kabar holding Indonesia Battery,” ujarnya ketika dihubungi Kontan, Minggu (3/1).

Selain itu, kenaikan harga emas di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi saat Covid-19 turut mendorong harga saham ANTM dan MDKA. Sementara itu, masuknya KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali BBKP dinilai menjadi sentimen positif untuk pergerakan harga saham BBKP.

Menurut Nafan, masuknya Kookmin ke Bukopin memberikan optimisme yang tinggi bagi pelaku usaha Korea Selatan di Indonesia. Dalam catatan Kontan, saat ini terdapat sekitar 2.000 perusahaan besar, kecil, dan menengah asal Korea Selatan seperti Samsung, Hyundai Motor, LG dan lain-lain. Dari jumlah tersebut, sekitar 190 perusahaan merupakan nasabah Kookmin di Korea Selatan.

Baca Juga: Walau January Effect akan terbatas, IHSG diprediksi tetap menguat di bulan ini

Nafan melanjutkan, saham-saham top gainers ini juga memiliki fundamental yang cukup bagus. Misalnya saja, PT Kimia Farma Tbk yang mencetak pertumbuhan penjualan di tengah pandemi Covid-19.

Emiten farmasi plat merah ini mencatat kenaikan penjualan sejak Januari hingga September 2020 hingga 2,47% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp 7,05 triliun. Jumlah tersebut naik dari periode yang sama tahun 2019 yang tercatat Rp 6,88 triliun.

Ia juga menilai, ANTM dan INCO memiliki fundamental yang cukup kuat, kenaikan harga nikel berdampak signifikan bagi produsen nikel ke depannya.

Sebagai informasi, per kuartal ketiga 2020, ANTM membukukan laba bersih senilai Rp 835,78 miliar atau naik 30,28% secara tahunan. Secara kuartalan, laba bersih ANTM naik hingga 105% dibanding kuartal sebelumnya.

Baca Juga: IHSG diprediksi menguat Senin (4/1), berikut rekomendasi saham yang bisa dicermati

Dari sisi penjualan, emiten pertambangan pelat merah ini membukukan pendapatan senilai Rp 18,03 triliun atau menurun 26% secara tahunan. Hanya saja, secara kuartalan, penjualan Aneka Tambang melesat hingga 119% dari Rp 4,02 triliun di kuartal kedua 2020 menjadi Rp 8,81 triliun.

Sedangkan INCO mencatat pertumbuhan laba bersih hingga 47.800% secara tahunan menjadi US$ 76,64 juta di kuartal III 2020, dari hanya US$ 160.000 pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Di saat yang bersamaan, pendapatan Vale Indonesia naik 12,7% secara tahunan, dari US$ 506,46 juta menjadi US$ 571,02 juta pada sembilan bulan 2020. Secara keseluruhan, Nafan memandang saham-saham tersebut masih memiliki prospek yang cukup baik tahun ini.

Ia memberikan rekomendasi maintain buy ANTM dengan target harga Rp 2.240 atau Rp 2.250. Serta rekomendasi maintain buy saham KRAS dengan target harga Rp 474, target selanjutnya Rp 498, Rp 515, dan Rp 515.

Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada menyarankan pelaku pasar untuk tetap berhati-hati pada saham-saham yang mengalami kenaikan tertinggi di 2020. Reza mengungkapkan sejumlah kabar berita mengenai emiten terkait turut mengungkit harga sahamnya.

“Jadi, pelaku pasar memanfaatkan momen tersebut untuk masuk ke saham-saham tersebut. Apalagi, kalau saham-sahamnya masih dinilai rendah oleh pelaku pasar dan adanya anggapan akan meningkatnya kinerjanya karena pemberitaan itu,” tambahnya.

Dilihat dari laporan keuangan hingga kuartal III tahun lalu, Reza melihat BRIS, BBKP, dan KRAS mempunyai fundamental yang cukup baik karena masih mencatatkan laba. Hanya saja Reza belum dapat memberikan rekomendasi untuk saham-saham ini.

 

Selanjutnya: Saham-saham ini bisa dicermati di awal perdagangan 2021

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru