REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan melakukan program pembelian kembali saham atau buyback dalam jangka waktu 18 bulan terhitung sejak 6 Juni 2022 hingga 5 Desember 2023.
Buyback akan dilakukan sebanyak 10% dari jumlah saham yang dikeluarkan Perseroan atau maksimal 262.614.878 saham. Sementara harga pembelian saham akan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. LPPF mengeluarkan dana sebesar Rp 1 triliun untuk melakukan buyback dan melancarkan rencana tersebut.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo mengatakan rencana LPPF melakukan buyback saham akan ada potensi untuk menaikkan harga saham LPPF dan mengalami penguatan dalam area Rp 5.000 hingga Rp 5.300.
"Dimana ada potensi LPPF ingin meningkatkan nilai pasar perseroan mengingat kinerja LPPF secara satu tahun penuh di 2021 sudah semakin bagus. Dimana dalam waktu, dekat LPPF berpotensi menguat ke area 5000-5300 terlebih dahulu," ucap William kepada Kontan.co.id, Selasa, (21/6).
Baca Juga: Matahari Department Store (LPPF) akan buka gerai baru di Tang City Mall
Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Robert Sebastian mengatakan dalam risetnya tanggal 28 April 2022, LPPF akan melakukan pembelian kembali saham lainnya, perusahaan telah membeli 245 juta saham atau 9,3% dari total saham beredar sejak 2021 dan perseroan kembali melakukan pembelian saham pada tahun 2022.
"Jumlah maksimum saham yang dibeli tahun 2022 adalah 10% dari saham yang beredar yaitu sekitar 262,2 juta saham dan batas harga pembelian kembali saham sebesar Rp 7.950," ujar Robert.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Christine Natasya mengatakan LPPF yakin dapat mencapai Rp 2 triliun EBITDA pada 2022 dan kinerja perusahaan juga ditunjukkan dengan berlanjutnya pembelian kembali saham.
"Ini akan melanjutkan periode pembelian buyback kembali, dengan persetujuan RUPSLB bersamaan dengan pembatalan persetujuan saham treasury saat ini," ucap Christine dalam risetnya tanggal 28 April 2022.
Kinerja Membaik
Robert mengatakan pendapatan di bulan ketiga 2022 di atas ekspektasinya, Ia mengubah perkiraan pendapatan untuk tahun 2022 dan 2023.
"Kami mencoba untuk lebih konservatif pada asumsi SSSG pada 2022, dan menurunkan asumsi SSSG di 2022 menjadi 27% dari sebelumnya 55%. Untuk sepanjang tahun 2023, kami meningkatkan sedikit asumsi SSSG menjadi 15% dari 12% sebelumnya, karena ekonomi yang lebih baik kondisi," tutur Robert.
Christine mengatakan LPPF terus mengalami peningkatan penjualan yang didukung oleh layanan Beli Sekarang Bayar Nanti atau buy now pay later (BNPL), lalu lintas yang lebih kuat, dan beberapa inisiatif barang dagangan.
Baca Juga: Matahari Department Store (LPPF) Dapat Restu Buyback Hingga 262,61 Juta Saham
"Perusahaan telah meluncurkan Atome & Kredivo sebagai pilihan pembayaran baru BNPL. Kami percaya kemitraannya dengan layanan BNPL akan terus menarik untuk daya beli pelanggan," ujar Christine.
William mengatakan LPPF di tahun 2022 ini memiliki prospek yang bagus mengingat kasus covid-19 sepanjang tahun ini sudah sangat terkendali serta indeks keyakinan konsumen cukup tinggi.
"Secara umum kinerja keuangan tahun ini berpotensi akan mencetak net profit yang konsisten & tahun ini ditutup dengan net profit yang solid," kata William.
Sementara, Robert memperkirakan pendapatan LPPF sepanjang 2022/2023 menjadi Rp 7,2 triliun dan Rp 9,1 triliun masing-masing dan percaya perusahaan akan memiliki harga yang lebih baik, sehingga margin kotor bisa lebih solid.
"Kami juga mengangkat sepanjang tahun 2022/2023 operating profit margin (OPM) masing-masing sebesar 4,5%/3,6% menjadi 22,7%/21,1% dan melihat penjualan yang kuat di masa depan dapat mengurangi deleverage operasi. Secara keseluruhan, laba bersih 2022/2023 meningkat sebesar 23,4%/49,2% masing-masing menjadi Rp 1,3 triliun/Rp 1,5 triliun,"kata Robert.
Christine mengatakan LPPF baru saja membuka gerai baru di Plaza Ambarrukmo pada kuartal I-2022 dan MTA pada bulan April dengan gerai yang lebih baik.
"Gerai LPPF di MTA berlokasi di bekas Metro Dept Store yang ditargetkan untuk kalangan high-end pelanggan. Berdasarkan ground check kami ke MTA, kami melihat peningkatan lalu lintas selama akhir pekan," kata Christine.
Baca Juga: Konsep Jualan Pay Later Berpotensi Mengerek Kinerja Matahari Department Store (LPPF)
William mengatakan sentimen pendorong kinerja emiten LPPF adalah terkendalinya kasus covid-19 & meningkatnya daya beli masyarakat. Sementara sentimen penghambat berasal dari potensi krisis ekonomi, krisis pangan & krisis energi yang menantang stabilitas ekonomi Indonesia.
Robert percaya perusahaan LPPF berkembang-baik sejauh ini, meskipun ada perlambatan akibat covid19 varian omicron, LPPF masih bisa mengatur untuk membuat keuntungan turn-around.
Robert mempertahankan peringkat buy untuk emiten LPPF dengan TP Rp 8.470/saham. Sementara Christine merekomendasikan trading buy untuk LPPF dengan target harga baru Rp 6.700.
Sedangkan Willam merekomendasi buy on weakness untuk emiten LPPF dengan Target harga di akhir tahun di rentang Rp 6.000-Rp 7.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News