KONTAN.CO.ID - Jakarta. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, membukukan kinerja operasional dan keuangan yang solid hingga kuartal III-2025. Namun, harga saham anggota LQ45 ini dalam tekanan belakangan ini? Apakah saham blue chip ini memiliki prospek cerah untuk investasi?
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 30 September 2025 di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan ANTM tumbuh 67% yoy menjadi Rp 72,03 triliun, sementara laba bersih melonjak 197% yoy menjadi Rp 6,61 triliun.
Emas menjadi penopang utama dengan kontribusi sekitar 81% dari total pendapatan. Penjualan emas naik 64% yoy menjadi Rp 58,67 triliun dari Rp 35,70 triliun pada periode yang sama tahun 2024.
- Volume penjualan emas hingga kuartal III-2025 mencapai 34.164 kg (1.098.398 ons troy), naik 20% yoy dari 28.567 kg.
- Segmen nikel (feronikel dan bijih nikel) tumbuh 83% yoy menjadi Rp 11,15 triliun dari Rp 6,10 triliun.
- Bauksit & alumina juga mencatat kenaikan 68% yoy menjadi Rp 1,95 triliun dari Rp 1,16 triliun.
- EBITDA ANTM melonjak 137% yoy menjadi Rp 9,33 triliun dari Rp 3,93 triliun.
Sumber data: Laporan Keuangan Konsolidasian ANTM per 30 September 2025 (dipublikasikan BEI 27 Oktober 2025) dan keterbukaan informasi perusahaan.
Baca Juga: Meski Mulai Merah, Saham Lapis 2 Ini Masih Punya Prospek Cerah, Jangan Salah Pilih!
Sementara itu, harga saham ANTM pada perdagangan Selasa 28 Oktober 2025 ditutup di level 3.100, turun 50 poin atau 1,59% dibandingkan sehari sebelumnya. Dalam sebulan terakhir, harga saham ANTM terakumulasi melemah 200 poin atau 6,06%.
Direktur Utama ANTM Achmad Ardianto menjelaskan, capaian tersebut mencerminkan kekuatan fundamental perusahaan dan efektivitas strategi pengelolaan biaya. “Capaian ini juga merefleksikan keberhasilan optimalisasi nilai tambah produk yang dijalankan perusahaan,” ujar Ardianto (27/10/2025).
Ia menambahkan, Antam berkomitmen menjaga pertumbuhan berkelanjutan melalui praktik pertambangan yang bertanggung jawab serta inovasi di setiap lini bisnis.
Menurut data Bank Indonesia (BI) per 28 Oktober 2025, harga emas global berada di kisaran US$ 2.420 per troy ounce, naik 11% sejak awal tahun. Sementara itu, harga nikel global di London Metal Exchange (LME) terkoreksi sekitar 9% karena oversupply.
Tonton: Utang Pemerintah Tembus Rp 9.138,05 Triliun, Ini Strategi Menkeu Tekan Defisit
Rekomendasi saham ANTM
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, memperkirakan kinerja ANTM kuartal IV-2025 tetap positif meski potensi pertumbuhan mulai terbatas. “Harga emas yang tinggi masih mendukung margin, tetapi nikel bisa tertekan akibat suplai berlebih,” ujarnya (28/10/2025).
Untuk menjaga efisiensi, ANTM memperkuat rantai pasok emas melalui kerja sama dengan PT Freeport Indonesia, dengan volume jual-beli sekitar 30 ton per tahun. Selain itu, perusahaan juga terus mengoptimalkan proyek hilirisasi nikel dan bauksit untuk memperbesar nilai tambah domestik.
Kesimpulan
Kinerja ANTM hingga kuartal III-2025 menunjukkan fundamental kuat di tengah volatilitas pasar global. Segmen emas tetap menjadi penopang utama, sementara fokus efisiensi biaya dan hilirisasi menjadi kunci menjaga momentum pertumbuhan ke depan.
Rekomendasi analis: Beli (“Buy”) | Target harga Rp 3.800 per saham (KISI, 28/10/2025).
Selanjutnya: BLT Rp 900.000 Cair Lewat PT Pos & Bank Himbara, Cek Nama Penerima di Link Kemensos
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News