EMITEN - JAKARTA. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan kenaikan laba bersih 13,3% year on year (yoy) menjadi Rp 12,5 triliun pada paruh pertama 2021. Sementara dari segi top line, pendapatan Telkom tumbuh 3,9% yoy menjadi Rp 69,5 triliun yang didorong oleh kenaikan pendapatan dari semua segmen bisnisnya.
SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengatakan, pertumbuhan kinerja tersebut didorong oleh keberhasilan Telkom dalam mengoptimalkan produk dan layanan digital perusahaan yang beragam. Salah satu produk digital Telkom yang tumbuh positif adalah IndiHome, penyedia jasa fixed broadband bagi masyarakat.
Sepanjang paruh pertama 2021, pendapatan IndiHome meningkat 24,2% yoy menjadi Rp 12,9 triliun. Alhasil, kontribusi IndiHome terhadap pendapatan konsolidasian TelkomGroup turut naik menjadi 18,5% dari 15,5% pada periode sama tahun sebelumnya.
Kenaikan pendapatan tersebut sejalan dengan ARPU IndiHome pada kuartal II-2021 yang naik menjadi Rp 270 ribu dibanding kuartal pertama 2021 sebesar Rp 266 ribu. Sejak awal tahun 2021, pelanggan IndiHome juga telah bertambah 285 ribu sehingga total jumlah pelanggan IndiHome per akhir kuartal II-2021 mencapai 8,3 juta orang atau naik 11,4% yoy.
Baca Juga: Pyridam Farma (PYFA) cetak pertumbuhan penjualan 147% pada kuartal II-2021
Menurut Ahmad, kenaikan ARPU dan jumlah pelanggan IndiHome dapat dicapai berkat berbagai upaya pemasaran yang telah dilakukan. "Mulai dari mendorong pelanggan untuk upgrade layanan dan kecepatan, serta paket add-ons yang bervariasi. Kemitraan dengan penyedia konten global terbukti sebagai strategi bertumbuh yang tepat dan berbuah manis bagi layanan IndiHome," ungkap Ahmad dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/8).
Selanjutnya, pada segmen Mobile, pendapatan layanan digital Telkomsel sepanjang paruh pertama 2021 tumbuh 4,7% yoy menjadi Rp 33,36 triliun. Alhasil, kontribusi pendapatan layanan digital terhadap total pendapatan Telkomsel juga naik dari 72,4% per kuartal II-2020 menjadi 77,3% per kuartal II-2021.
Menurut Ahmad, pertumbuhan ini tak terlepas dari besarnya basis pelanggan Telkomsel yang mencapai 169,2 juta orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 117,7 juta pelanggan merupakan pengguna mobile data yang secara tahunan bertambah 12%.
Lalu lintas data segmen Mobile juga meningkat 54,5% yoy menjadi 6.573.499 Terabyte. Ahmad menuturkan, layanan Telkom dapat berjalan optimal berkat operasional 237.300 Base Transceiver Station (BTS) yang 187.048 di antaranya berbasis 3G/4G. Secara total, jumlah BTS yang dimiliki Telkomsel tumbuh 4% yoy per Juni 2021.
Baca Juga: Semester I-2021, Champion Pacific Indonesia (IGAR) meraup laba bersih Rp 32,43 miliar
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menyampaikan, Telkom berkomitmen melakukan transformasi digital secara konsisten dengan menyediakan berbagai produk dan layanan yang sesuai kebutuhan masyarakat di era kenormalan baru. "Kehadiran konektivitas, platform, dan layanan digital terbaik dari Telkom diharapkan dapat membantu masyarakat dalam beraktivitas, sehingga pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia akan semakin membaik ke depannya,” ucap Ririek.
Peningkatan kinerja Telkom juga terjadi pada segmen Enterprise dengan pendapatan mencapai Rp 8,7 triliun atau tumbuh 12,2% yoy. Pertumbuhan segmen ini berasal dari layanan IT dan solusi konektivitas.
Menurut Ririek, kenaikan pendapatan tersebut merupakan bukti dari strategi bertumbuh yang dijalankan Telkom dengan mendorong digitalisasi pelanggan korporasi melalui konektivitas yang andal dan layanan yang beragam. Hal ini sejalan sejalan dengan arahan Kementerian BUMN agar Telkom dapat berperan sebagai digital hub bagi BUMN.
Tak berhenti sampai di situ, pendapatan perusahaan dari segmen Wholesale & International Business juga tumbuh 1,2% yoy menjadi Rp 6,9 triliun. Kenaikan ini didorong adanya pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi, data center, dan A2P service. "Data center menjadi platform digital yang permintaannya tumbuh signifikan seiring dengan peningkatan aktivitas pemain di bisnis digital," kata Ririek.
Sementara untuk bisnis menara telekomunikasi, saat ini Mitratel selaku anak usaha Telkom memiliki lebih dari 23 ribu menara atau meningkat 45% yoy. Kondisi tersebut membuat Mitratel menjadi pemain tower terbesar di Indonesia. Rasio penyewaan (tenancy ratio) Mitratel juga naik menjadi 1,57 kali, dari yang sebelumnya 1,54 kali pada Juni 2020.
Pada bisnis digital, transformasi bisnis yang dilakukan Telkom juga dinilai memperlihatkan hasil yang cukup baik. Telkom berkomitmen menjalin kerja sama atau kolaborasi dengan berbagai perusahaan teknologi besar (tech giant), baik domestik maupun global.
Salah satunya adalah pada Agustus 2021 yang mana Telkom resmi melakukan penjajakan kerja sama dengan Microsoft Indonesia. Telkom juga mengucurkan investasi untuk perusahaan digital skala besar maupun perusahaan rintisan, misalnya Telkomsel yang menambah nilai investasi pada perusahaan teknologi GoJek pada Mei 2021.
Melalui perusahaan ventura MDI, Telkom juga konsisten menambah nilai dan jumlah investasi pada perusahaan-perusahaan rintisan (startups) potensial dari dalam dan luar negeri. Saat ini, melalui MDI Telkom telah berinvestasi pada 50 startups yang berasal dari 12 negara.
Menurut Ririek, strategi investasi pada startup yang dilakukan Telkom tidak semata fokus pada peningkatan nilai investasi alias capital gain saja, namun juga dari peluang kolaborasi yang mungkin dilakukan para startup terhadap berbagai lini bisnis di TelkomGroup untuk membangun sinergi dalam meningkatkan bisnis dan profitabilitas perusahaan.
Selanjutnya: Begini jurus Garuda Indonesia (GIAA) dongkrak kinerja di semester II 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News