Kondisi likuiditas PTPP dinilai cukup sehat pasca divestasi

Minggu, 13 Desember 2020 | 09:00 WIB   Reporter: Benedicta Prima
Kondisi likuiditas PTPP dinilai cukup sehat pasca divestasi


KINERJA EMITEN - JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah PT PP Tbk (PTPP) telah merampungkan divestasi 25% saham Pelabuhan Multipurpose Kualatanjung senilai Rp 371 miliar dan 14% kepemilikan atas konsensi Tol Cisumdawu senilai Rp 50,25 miliar.

Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menjelaskan divestasi tersebut akan memberikan kelonggaran likuiditas bagi PTPP walaupun jumlahnya tidak terlalu signifikan. Dia mencatat perolehan (gain) dari divestasi ini hanya sekitar Rp 25 miliar.

"Untuk bottom line dari PTPP sendiri telah menargetkan sebesar Rp 122 miliar, kalau Sucor Rp 112 miliar sudah termasuk dengan divestasi yang sudah dilaksanakan, jadi memang inline dengan ekspektasi PTPP dan Sucor," jelas Joey, Jumat (11/12).

Ke depan, PTPP masih akan melaksanakan divestasi dua aset toll rencananya yaitu Tol Pandaan-Malang dan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Bila sesuai dengan rencana PTPP, penjualan kedua aset tersebut diprediksi bisa memperoleh gain Rp 164 miliar.

Baca Juga: PTPP bersiap recycle aset tahun depan, ini peruntukkannya

"Di tahun depan gain yang didapatkan lebih besar, dan likuiditas akan lebih baik bila terlaksana. Ditambah dengan pulihnya kinerja sektor konstruksi secara keseluruhan," tambahnya.

Lebih lanjut, PTPP diprediksi membukukan pendapatan Rp 16,79 triliun di tahun ini dan meningkat di 2021 menjadi Rp 22,05 triliun. Pemulihan pendapatan PTPP didukung oleh besarnya realisasi kontrak baru yaitu Rp 17,3 triliun per Oktober 2020 dari target Rp 24 triliun.

Sementara itu PTPP juga diprediksi mampu membukukan kontrak baru Rp 34 triliun di 2021, mengungguli peers. Hal ini didukung oleh banyak tender proyek yang diikuti dan kemampuan PTPP untuk menyerap proyek penting dengan modal kerja yang besar yang disebabkan kondisi gearing rendah.

Dalam 9 bulan terakhir, PTPP juga memiliki beban biaya terendah yaitu hanya Rp 576 miliar, sedangkan rata-rata emiten konstruksi sebesar Rp 1,5 triliun. Mengingat penerbitan utang yang konservatif dan pencapaian kontrak yang kuat, PTPP akan memiliki interest coverage ratio terkuat yaitu 2,5x sedangkan lainnya dikisaran 1,8 kali.

Dus, Joey merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.550 per lembar. Dia memprediksi akan ada koreksi harga untuk PTPP dalam jangka pendek, sejalan dengan siklus kinerja emiten konstruksi yaitu pendapatan kontrak baru dan progres proyek yang sedang berjalan cenderung lambar di pertengahan tahun pertama.

Pada perdagangan Jumat (11/12) PTPP ditutup pada level Rp 1.565, atau melemah 1,26%.

Selanjutnya: Di tahun depan, PP Presisi (PPRE) bidik kontrak baru senilai Rp 3,7 triliun

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru