KINERJA EMITEN - JAKARTA. Meski pendapatannya tercatat stagnan cenderung menurun, PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) masih mampu membukukan kenaikan laba bersih di kuartal ketiga tahun ini. Hal tersebut didorong oleh perolehan laba selisih kurs yang besar.
Merujuk pada laporan keuangan perseroan di kuartal ketiga tahun ini, pendapatan bersih turun tipis 0,9% secara tahunan menjadi Rp 84,49 miliar. Sedangkan beban pokok penjualan naik 7,8% secara tahunan menjadi Rp 79,36 miliar pada masa itu.
Hal tersebut membuat laba kotor menyusur 56% secara tahunan menjadi Rp 5,12 miliar di triwulan ketiga tahun 2020. "Ketika valas kurs tinggi kami memperoleh peningkatan laba selisih kurs, hal ini mendorong bottomline," terang Andy Soesanto, Direktur BTON kepada Kontan.co.id, Selasa (24/11).
Terlihat, laba selisih kurs perseroan di kuartal ketiga mencapai Rp 41,65 miliar atau naik lebih dari lima kali lipat perolehan laba selisih kurs di kuartal ketiga tahun lalu yang hanya sebesar Rp 6,55 miliar. Alhasil BTON mampu mencatatkan laba bersih senilai Rp 11,49 miliar sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini atau meningkat tajam 157% dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu Rp 4,47 miliar.
Meski memperoleh kinerja yang terbilang baik, manajemen masih mewaspadai dampak pandemi terhadap bisnis besi beton. Sehingga proyeksi atau target bisnis untuk tahun ini cukup konservatif alias setidaknya menyamai perolehan seperti tahun lalu.
Apalagi utilisasi produksi perusahaan di kuartal ketiga 2020 berada di sekitar angka 60%, tidak jauh berbeda dari posisi utilisasi pada kuartal kedua 2020 kemarin. "Operasional kami pertahankan seperti kuartal kedua," terang Andy.
Baca Juga: Betonjaya Manunggal (BTON) ingin samai raihan kinerja tahun lalu
Angka utilisasi tersebut sejatinya berada di bawah angka utilisasi normal BTON yang berkisar 80%. Untungnya, semua hasil produksi BTON bisa terserap oleh pasar sepenuhnya karena fokus utama perseroan memanage pelanggan eksisting.
Ke depannya, BTON akan terus berupaya memacu penjualan dengan sembari menjaga efisiensi biaya. Sedangkan uaya untuk memacu penjualan di antaranya dilakukan dengan menggencarkan kegiatan pemasaran ke pelanggan-pelanggan BTON.
Dimana selama ini penjualan BTON hanya menyasar distributor/toko, tidak menyasar segmen proyek secara langsung. Bicara tahun 2021, manajemen masih mengkaji prospek pasarnya lebih lanjut.
Apalagi kata Andy, menurutnya, sektor bisnis ini tidak terlepas dari kondisi sektor properti yang belum belum sepenuhnya pulih. Sedikit merinci penjualan perseroan di kuartal ketiga tahun ini didominasi oleh besi beton sebanyak 63% dari total revenue saat itu.
Penjualan segmen ini menyusut 11% secara tahunan menjadi Rp 52,79 miliar hingga akhir September tahun ini. Beruntung segmen bisnis waste plate berhasil naik 26% secara tahunan menjadi Rp 26,60 miliar di triwulan ketiga tahun 2020.
Selanjutnya: Pasar Belum Pulih, BTON Menargetkan Kinerja Sama Seperti Tahun Lalu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News