Manulife AM (MAMI) optimistis IHSG pada 2022 sentuh 7.600

Rabu, 08 Desember 2021 | 06:10 WIB   Reporter: Danielisa Putriadita
Manulife AM (MAMI) optimistis IHSG pada 2022 sentuh 7.600


IHSG -  JAKARTA. Manajer investasi memproyeksikan outlook kinerja pasar saham dan obligasi di tahun depan tumbuh positif. Peluang pertumbuhan kinerja terjadi seiring momentum akselerasi perbaikan ekonomi dalam negeri di tengah meredanya penularan Covid-19. 

Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI)mengatakan di sepanjang tahun ini merupakan fase perbaikan ekonomi dan normalisasi pada pasar global. Untuk tahun depan, Katarina memproyeksikan perbaikan ekonomi akan berlanjut dan membawa Indonesia pada fase akselerasi. 

Meski pengetatan kebijakan The Federal Reserve (The Fed) masih menjadi tantangan yang harus diperhatikan, Namun, Katarina menilai Asia masih memiliki ruang kebijakan moneter yang lebih longgar, didukung inflasi yang masih terjaga dan tingkat suku bunga riil yang tinggi.  

Alhasil, Indonesia akan mengalami akselerasi pertumbuhan ekonomi menuju fase ekspansi di 2022. Proyeksi tersebut didukung oleh aktivitas ekonomi yang kembali dibuka, penularan Covid-19 reda, cakupan vaksinasi mencapai sekitar 70% dari populasi di kuartal II-2022 dan demografi Indonesia yang didominasi warga usia produktif.

Baca Juga: Mengintip peluang investasi di pasar saham dan obligasi dari BNP Paribas AM

Katarina memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 2022 dalam kisaran 5%-5,4%. 

Sementara, inflasi di tahun depan, Katarina proyeksikan memang akan naik tetapi masih dalam batas yang relatif terjaga di rentang 3% ±1%. Sedangkan, rupiah ia proyeksikan melemah tipis di 2022 ke rentang Rp 14.500-Rp 14.800. Meski begitu, ketahanan fundamental yang baik akan menopang stabilitas rupiah. 

Sementara itu, proyeksi kinerja pasar saham juga ikut tersokong dari kondisi fundamental yang kuat. Samuel Kesuma, Senior Portfolio Manager, Equity MAMI memproyeksikan pertumbuhan profitabilitas perusahaan di 2022 bisa mencapai 12%. 

Selain itu, peluang pertumbuhan e-economy mendorong tingginya minat investor dan rencana IPO dari sektor tersebut semakin ramai di 2022.

Baca Juga: Kinerja tahun ini lebih baik, simak rekomendasi saham Pakuwon Jati (PWON) berikut

“Di tahun 2022, kami mempertahankan posisi overweight pada sektor inti yang mendapatkan manfaat dari perubahan struktural, seperti e-economy, green economy, dan telekomunikasi," kata Samuel.  

Sementara itu, secara selektif MAMI mengambil posisi overweight pada beberapa sektor yang menjadi proxy pembukaan kembali  ekonomi, seperti finansial,  otomotif, dan properti. MAMI memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level 7.600 di tahun depan. 

Baca Juga: Prospek Utang Korporasi Stabil di 2022, Refinancing Mencapai Titik Tertinggi di 2024

Dari sisi pasar obligasi,  Ezra Nazula, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income MAMI menilai imbal hasil riil yang relatif tinggi dibandingkan kawasan lain, akan tetap membuat pasar obligasi Indonesia kuat menghadapi perubahan sentimen global di tahun depan. 

Selain itu, prospek pasokan yang terkendali dan permintaan domestik yang kuat, ditopang oleh laju pertumbuhan kredit yang masih relatif rendah dan imbal hasil obligasi yang menarik, dapat mendukung pergerakan obligasi Indonesia.  Ezra memperkirakan, imbal hasil obligasi pemerintah dengan durasi 10 tahun untuk tahun 2022 akan berada di level 6%-6,25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru