Merdeka Battery Materials Jajaki Pengembangan Hilirisasi Nikel Yakni Anoda dan Katoda

Selasa, 15 Agustus 2023 | 07:00 WIB   Reporter: Arfyana Citra Rahayu
Merdeka Battery Materials Jajaki Pengembangan Hilirisasi Nikel Yakni Anoda dan Katoda


EMITEN - JAKARTA. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) sedang menjajaki pengembangan hilirisasi nikel lebih jauh yakni ke anoda dan katoda. 

GM External Affairs PT Merdeka Battery Materials, Muhammad Toha mengungkapkan saat ini pihaknya sedang menggandeng sejumlah partner untuk membangun proyek anoda dan katoda di Indonesia. 

“Tetapi rencana ini masih dalam tahap pembicaraan lebih lanjut mudah-mudahan bisa meneruskan proyek kami sampai menghasilkan anoda dan katoda,” ujarnya webinar Peluang Investasi Hilirisasi Sektor Mineral, Senin (14/8). 

Dengan begitu, dia berharap, ekosistem baterai mobil listrik yang dikembangkan di Indonesia bisa direalisasikan seluruhnya. 

Rencana MBMA ini mempertimbangkan konsumsi nikel untuk baterai kendaraan listrik yang akan naik signifikan pada 2040 mendatang. 

Baca Juga: Bangun Smelter Nikel, Merdeka Battery Materials (MBMA) Targetkan Produksi 50.000 Ton

Toha menyatakan saat ini produk nikel sebagian besar diserap untuk memproduksi stainles steel. Namun ke depannya ada pergeseran signifikan karena didorong penggunaan mobil listrik. 

Pada 2040 penggunaan baterai mobil listrik sangat signifikan di mana kontribusinya bisa mencapai 30% terhadap total penggunaan nikel dunia. Sedangkan pada 2020, penyerapan nikel dunia untuk industri baterai baru mencapai 3%. 

“Ini yang menjadi penyebab kami begitu intens dan meyakini industri nikel dengan teknologi HPAL akan sangat menarik ke depannya. Keberadaan mobil listrik akan mendorong MBM menjadi salah satu pemasok bahan baku baterai EV ke depannya,” terangnya. 

Toha menyatakan, pengembangan smelter HPAL juga seiring dengan jumlah cadangan bijih nikel MBMA yang masih melimpah. 

Aset-aset MBMA terletak secara strategis di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara yang merupakan pusat bahan baku baterai mobil listrik Indoesia. 

Pada tambang Sulawesi Cahaya Minerals (SCM), sumber daya mineral yang ada di sana mencapai 1,1 miliar dmt yang mengandung 13,8 juta ton nikel (77% limonite) dan 1 juta ton kobalt. 

Dengan komposisi dan cadangan sangat besar ini, Toha menyatakan, MBMA mengembangkan pabrik pengolahan terintegrasi yang akan mengolah cadangan bijih nikel dengan teknologi Rottary Klin Electric Furnace (RKEF)  dan HPAL. 

Melansir materi paparannya, MBMA saat ini mengembangkan dua pabrik HPAL dengan kapasitas gabungan 240.000 ton per tahun di mana pabrik fase 1a akan memiliki kapasitas 60.000 ton per tahun. 

 

 

Toha menyebut, cadangan nikel MBMA yang mayoritas adalah limonite atau kadar rendah menjadi berkah tersendiri. Pasalnya, limonite ini yang akan banyak berkontribusi pada pengembangan smelter HPAL ke depannya. 

Selain mengembangkan HPAL, saat ini MBMA sudah mengoperasikan dua pabrik RKEF. Adapun pabrik ketiga RKEF telah selesai tahap komisioning dan memasuki tahap produksi. 

Tidak hanya itu, MBMA juga sedang mengembangkan pabrik konversi di mana nickel pig iron (NPI) akan diolah atau dikonversi menjadi nickel matte. Tujuan konversi ini untuk mengerek kadar nikel NPI dari yang sebelumnya 10%-12% akan menjadi di atas 70%. 

“Tentu ada peningkatan nilai tambah dengan mengkonversi NPI menjadi nickel matte,” terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru