BANK SYARIAH - Merger bank syariah antara BRI Syariah (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah mulai bergulir.
PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) akan menjadi bank survivor alias entitas yang menerima penggabungan (surviving entity) usai merger bank syariah BUMN.
Dikutip dari pemberitaan Kontan.co.id, Selasa (13/10), Sejumlah analis memastikan kepemilikan publik di PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) bakal terdilusi seiring rencana penggabungan dengan PT Bank Mandiri Syariah, dan PT Bank BNI Syariah.
“Jika melihat anggaran dasar BRIS saat ini, porsi kepemilikan investor publik memang pasti akan terdilusi, sehingga sebelum merger perlu ada persetujuan dari otoritas,” kata Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi kepada Kontan.co.id, Selasa (13/10).
Lantas, seperti apa profil BRISyariah (BRIS)?
Baca Juga: BRI Syariah akan gelar RUPSLB bahas perubahan pengurus pada 5 November 2020
Profil BRISyariah
Dirangkum dari laman resminya, pendirian PT Bank BRIsyariah Tbk tidak lepas dari akuisisi yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007.
Setelah mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia melalui surat no. 10/67/Kep.GBI/ DPG/2008 pada 16 Oktober 2008 BRIsyariah resmi beroperasi pada 17 November 2008 dengan nama PT Bank BRIsyariah dan seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah Islam.
Lalu, pada 19 Desember 2008, unit usaha Syariah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melebur ke dalam PT Bank BRISyariah.
Proses spin off tersebut berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009 dengan penandatanganan yang dilakukan oleh Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT Bank BRISyariah.
Baca Juga: Merger bank syariah, begini efeknya terhadap nasabah, karyawan dan pemegang saham
BRIsyariah fokus membidik berbagai segmen di masyarakat. Basis nasabah yang terbentuk secara luas di seluruh penjuru Indonesia menunjukkan bahwa BRIsyariah memiliki kapabilitas tinggi sebagai bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah.
Pada tahun 2018, BRIsyariah mengambil langkah lebih pasti lagi dengan melaksanakan Initial Public Offering pada tanggal 9 Mei 2018 di Bursa Efek Indonesia.
IPO ini menjadikan BRIsyariah sebagai anak usaha BUMN di bidang syariah yang pertama melaksanakan penawaran umum saham perdana.
Saat ini, BRISyariah pun masih mampu menorehkan kinerja positif di tengah tekanan pandemi Covid-19. Pada semester I 2020, bank ini berhasil membukukan laba bersih Rp 117,2 miliar atau melesat 229,6 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY).
Baca Juga: Bank Syariah BUMN Merger, Persaingan Bisnis Bakal Timpang
Dikutip pemberitaan Kontan.co.id, Senin (24/8), pertumbuhan net profit BRIsyariah itu di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional maupun syariah.
Melonjaknya laba bersih perseroan sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan serta meningkatnya CASA atau dana murah yang membuat biaya dana atau cost of fund (CoF) turun.
Pembiayaan BRIsyariah per Juni 2020 mencapai Rp 37,4 triliun atau tumbuh 55,92% YoY. Pertumbuhan pembiayaan yang signifikan ditopang oleh segmen Ritel (SME, Mikro dan Konsumer) untuk memberikan imbal hasil yang lebih optimal.
Baca Juga: Ini nasib pemilik saham BRIS pasca merger bank syariah
Susunan direksi BRISyariah
Berikut susunan direksi BRISyariah:
1. Direktur Utama: Ngatari
2. Direktur Bisnis Komersil: Kokok Alun Akbar
3. Direktur Bisnis Ritel: Fidri Arnaldy
4. Direktur Operasional: Fahmi Subandi
5. Direktur Kepatuhan: Yana Soeprianan
Selanjutnya: Saham BRI Syariah (BRIS) Melesat, Waspadai Aksi Ambil Untung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News