PAM Mineral (NICL) Akan Membagikan Dividen Rp 28,98 Miliar

Kamis, 04 Mei 2023 | 05:40 WIB   Reporter: Arfyana Citra Rahayu
PAM Mineral (NICL) Akan Membagikan Dividen Rp 28,98 Miliar


PEMBAGIAN DIVIDEN - JAKARTA. Pemegang saham PT Pam Mineral Tbk (NICL) siap-siap menadah rezeki dividen.

NICL akan membagikan dividen sebanyak 19,30% dari laba tahun buku 2022 atau setara Rp 28,98 miliar.

Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka mengatakan sepanjang tahun lalu, NICL membukukan penjualan sebesar Rp 1,13 triliun, melejit 170% dari tahun sebelumnya Rp 419,45 miliar. Seiring dengan itu, laba bersih juga naik signifikan 230% mencapai Rp 150,21 miliar dari sebelumnya Rp 45,50 miliar.

“NICLberencana untuk melakukan pembagian dividen tunai untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 sebesar 19,30% dari laba bersih yang diperoleh perseroan,” kata Ruddy dalam paparan publik secara virtual, Rabu (3/5).

Adapun setiap pemegang saham akan mendapatkan dividen tunai senilai Rp 3 per saham.

Baca Juga: PAM Mineral (NICL) Kerek Volume Penjualan dan Produksi Nikel Hingga 24% di 2023

Ruddy menyatakan, rencana pembagian dividen tunai ini telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) NICL yang telah diselenggarakan pada Rabu (3/5).

Selain menentukan nominal dividen, agenda RUPST NICL juga membahas perubahaan penggunaan dana hasil penawaran umum.

Alasan NICL melakukan perubahan atas sisa dana hasil penawaran umum dan hasil pelaksanaan waran, karena bermaksud melakukan peningkatan produksi pada 2023 menjadi sebesar 2,6 juta MT meningkat dari produksi tahun 2022 sebesar 2,1 juta MT.

Peningkatan produksi didasari dengan adanya kenaikan harga yang cukup signifikan dan lebih kompetitif untuk Harga Patokan Mineral (HPM) dan permintaan yang cukup tinggi dari konsumen di tahun 2023.

Diharapkan dengan adanya peningkatan produksi akan memberikan dampak yang positif bagi kinerja operasional dan keuangan NICL yang nantinya akan tercermin dalam peningkatan laba bersih.

Di sisi lain, NICL juga mempertimbangkan situasi geopolitik internasional yang masih belum kondusif yang akan mempengaruhi terhadap harga solar Industri yang merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi. Hal ini akan menyebabkan semakin besarnya modal kerja yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi.

Baca Juga: Begini Rencana PAM Mineral (NICL) Ikut Serta dalam Hilirisasi Nikel Tanah Air

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru