KONTAN.CO.ID - Simak profil singkat dari emiten SUPA atau PT Super Bank Indonesia Tbk. Calon emiten baru dengan produk Superbank merupakan bank yang sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Artos Indonesia Tbk.
PT Super Bank Indonesia Tbk adalah bank digital yang fokus pada inklusi keuangan dan melayani segmen underbanked, unbanked, serta UMKM melalui ekosistem yang terhubung dengan platform besar seperti Grab dan OVO, serta kemitraan dengan Emtek Group, Singtel, dan KakaoBank.
Transformasi digital perusahaan dimulai setelah akuisisi oleh Emtek pada 2021, diikuti investasi Grab dan Singtel pada 2022, serta konsorsium KakaoBank pada 2023.
Baca Juga: Profil Emiten RLCO: Dana IPO untuk Sarang Walet hingga Ekspansi Bisnis Realfood
Pada Februari 2023, bank ini melakukan rebranding menjadi Superbank, memindahkan kantor pusat ke Jakarta, dan meluncurkan aplikasi publik pada Juni 2024 dengan integrasi ke Grab dan OVO.
Pertumbuhan pengguna meningkat pesat dari kurang dari 20.000 (April 2024) menjadi sekitar 4 juta pengguna aktif per 30 Juni 2025, dengan ±64% berasal dari Grab dan OVO. Ekosistem ini memungkinkan Superbank menjangkau wilayah semi-perkotaan hingga pedesaan dan memperkuat misi inklusi keuangan.
Superbank menyediakan layanan digital seperti tabungan, deposito, pembayaran, dan pinjaman, termasuk produk unggulan Pinjaman Atur Sendiri (PAS) atau pinjaman tanpa agunan yang tumbuh lebih dari 130% dalam periode Desember 2024-Juni 2025.
Baca Juga: AADI Bayar Dividen Interim Rp 4,18 Triliun, Rasio Dividen 2x+ Bunga Deposito Bank
Bank juga bekerja sama dengan penyedia layanan fintech dan multifinance untuk memperluas akses kredit. Sejak 2024, lebih dari enam produk dan fitur baru telah diluncurkan untuk menjawab kebutuhan nasabah.
Bank ini berada dalam ekosistem besar karena memiliki dukungan grup teknologi dan media, sehingga diarahkan untuk menjadi pemain digital banking yang kompetitif di Indonesia.
Lalu seperti apa kegiatan dan model usaha dari emiten SUPA ini? Cek informasi selengkapnya.
Baca Juga: Saham Blue Chip Bank Diserbu Asing, Investor Ritel Baiknya Beli yang Mana?
1. Kegiatan dan Model Usaha
Superbank berfokus pada layanan perbankan digital dengan beberapa lini usaha utama:
Penghimpunan Dana
- Tabungan digital
- Rekening transaksi
- Produk simpanan berjangka (deposito)
Penyaluran Kredit
- Kredit konsumtif berbasis digital
- Pembiayaan produktif untuk UMKM
- Pinjaman berbasis ekosistem (embedded lending) melalui platform mitra
Layanan Pembayaran
- Dompet digital dan transfer online
- QRIS dan pembayaran merchant
- Integrasi transaksi dalam ekosistem digital
Kemitraan Teknologi
Superbank mengembangkan layanan yang dapat terhubung dengan aplikasi dan platform digital lain, misalnya e-commerce, transportasi online, dan layanan hiburan, sehingga produk bank dapat diakses melalui ekosistem mitra.
Baca Juga: Merger Grab-GOTO Dikonfirmasi: Cek Rekomendasi Beli Saham LQ45 Ini & Target Rp 74
2. Struktur Kepemilikan
Superbank dikendalikan oleh sejumlah pemegang saham strategis berbasis teknologi dan investasi (proporsi dapat bervariasi sesuai prospektus terbaru), yang umumnya terdiri dari:
- Grup teknologi atau digital ecosystem partner
- Investor institusi
- Publik (pasca IPO)
Masuknya pemegang saham berbasis teknologi menjadi fondasi transformasi Superbank ke arah digital banking modern.
3. Susunan Direksi dan Manajemen
Struktur manajemen Superbank terdiri dari profesional berpengalaman di industri perbankan dan teknologi. Umumnya mencakup:
Dewan Komisaris
- Anton Hermanto Gunawan sebagai Presiden Komisaris
- Neneng Goenadi sebagai Komisaris
- Yenny Zannuba Wahid sebagai Komisaris Independen
Direksi
- Tigor M. Siahaan sebagai Presiden Direktur
- Melisa Hendrawati sebagai Direktur Keuangan
- Bhavana Balramdas Vatvani sebagai Direktur Operasional
- Amalia Pratantara sebagai Direktur Kepatuhan
- Sukiwan sebagai Direktur Bisnis.
Nama pejabat spesifik mengikuti dokumen resmi prospektus dan keputusan RUPS saat menjelang IPO.
Baca Juga: Diburu Asing, Harga Saham Blue Chip Bank Ini Mendaki Nov 2025, Pilih Beli / Jual?
4. Peruntukan Dana IPO
IPO Superbank dimulai dengan Periode Book Building dari 25 November 2025 - 01 Desember 2025. Rentang Harga Book Building yakni antara Rp 525 - Rp 695
Saham Ditawarkan ke investor mencapai 44.066.123 Lot.
Melansir dari Prospektus SUPA, seluruh dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham SUPA, setelah dikurangi dengan biaya emisi akan digunakan untuk:
1. Sekitar 70% akan digunakan Perseroan untuk modal kerja dalam rangka penyaluran kredit Perseroan.
2. Sisanya, sekitar 30% dana hasil penawaran umum akan dialokasikan untuk belanja modal dalam rangka mendukung kegiatan usaha Perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada pengembangan produk, pengembangan teknologi informasi, dan/atau hal-hal lain yang dapat mendukung pertumbuhan usaha Perseroan.
Baca Juga: Saham Blue Chip Bank Ini Bangkit dari Keterpurukan, Buyback Rp 3 T Dilanjutkan
5. Jadwal IPO SUPA
Berikut, jadwal lengkap IPO Superbank:
- Perkiraan masa penawaran awal: 25 November-1 Desember 2025
- Perkiraan tanggal efektif: 8 Desember 2025
- Perkiraan masa penawaran umum perdana saham: 1-15 Desember 2025
- Perkiraan tanggal penjatahan: 15 Desember 2025
- Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik: 16 Desember 2025
- Perkiraan tanggal pencatatan saham pada Bursa Efek Indonesia (BEI): 17 Desember 2025
PT Super Bank Indonesia Tbk. merupakan bank hasil transformasi dari bank konvensional menjadi bank digital yang didukung ekosistem teknologi besar.
Fokus bisnisnya meliputi layanan keuangan digital, penyaluran kredit, dan kemitraan ekosistem. Dana IPO diprioritaskan untuk memperkuat modal, mengembangkan teknologi, dan memperluas bisnis pembiayaan.
Itulah informasi menarik terkait profil dari PT Super Bank Indonesia Tbk yang perlu diketahui calon investor.
Tonton: Cicicuan Jual Saham GOTO: Kenapa Harus Sekarang?
Selanjutnya: Filosofi Kerja Elon Musk: 100 Jam Seminggu untuk Sukses
Menarik Dibaca: Keunggulan Pakai Internet Rakyat Tanpa Kabel Cuma Rp 100 Ribuan Per Bulan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News