Punya Sentimen Positif, Cermati Rekomendasi Terhadap saham Sektor Kesehatan

Senin, 19 Desember 2022 | 04:50 WIB   Reporter: Aris Nurjani
Punya Sentimen Positif, Cermati Rekomendasi Terhadap saham Sektor Kesehatan


REKOMENDASI SAHAM -   JAKARTA. Saham emiten yang bergerak di sektor kesehatan (IDX Healthcare) dinilai masih memiliki prospek yang menjanjikan. 

Indeks saham sektor kesehatan mulai bergerak naik. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun indeks ini naik 9,67% secara year to date (ytd).

Menilik data RTI, selama sepekan terakhir harga saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) turun 1,31%, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turun 0,47%, dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang menguat 2,15%.

Sementara, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) menguat 3,01%, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) naik 5,42%.

Baca Juga: Saham Emiten Kesehatan Masih Sehat untuk Jangka Panjang

Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengatakan dalam jangka panjang emiten rumah sakit akan terus bertumbuh positif. Faktor yang mendorong kenaikan saham emiten healthcare karena kekhawatiran kasus Covid yang kembali naik. 

"Saat ini emiten rumah sakit terus melakukan ekspansi dari sisi kapasitas maupun pengembangan digitalisasi," jelasnya kepada Kontan.co.id Minggu (18/12). 

Jono memperkirakan dalam jangka panjang, emiten rumah sakit masih akan terus bertumbuh. walaupun kinerja pendapatan dan laba tidak setinggi tahun sebelumnya. 

Walaupun, rata-rata kinerja emiten sektor kesehatan di tahun 2022 akan lebih baik dibandingkan tahun 2019 (pre Covid) yang berarti bisnis kesehatan terus bertumbuh sering meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan yang memadai. 

Baca Juga: Emiten Farmasi dan Rumah Sakit Bersiap Merespons Monkeypox, Cek Rekomendasi Sahamnya

Menurut Jono sentimen yang dapat mendorong emiten rumah sakit terutama berasal dari populasi yang terus meningkat dan kebutuhan pelayanan kesehatan. 

Sedangkan, sentimen yang dapat menghambat emiten rumah sakit berasal dari sumber daya manusia dan fasilitas pelayanan kesehatan yang belum merata terutama di luar Jawa. 

Sementara, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan sektor kesehatan ke depannya memiliki prospek yang kurang bagus, lantaran kasus covid-19 sudah mulai berkurang. 

"Prospeknya kurang bagus karena yang mendorong emiten kesehatan selama 2 tahun lalu adalah tingkat penyebaran covid. Sekarang pada saat covid sudah makin lemah tidak ada dorongan kuat,"ujarnya.

Arjun mengatakan sektor kesehatan terutama emiten rumah sakit saat ini kurang menarik lantaran kurang berpotensi dan kondusif serta tidak ada memiliki katalis positif yang mendorong. 

"Sektor kesehatan tidak memiliki katalis positif yang dapat mendukung sektor Kesehatan sampai akhir tahun ini," Jelasnya. 

Sentimen positif yang dapat mendorong saham sektor kesehatan berasal dari kenaikan kasus covid 19 dan kebutuhan layanan rumah sakit. Sementara sentimen negatif berasal dari kasus rendahnya kasus covid 19.

Sedangkan, Analis CGS-CIMB Sekuritas Ryan Winipta mengatakan dalam risetnya 14 November 2022 bahwa yakin fokus pada 2023 adalah kanaikan tarif Indonesia Case Base Groups/INA-CBGs dan implementasi kebijakan kesehatan. 

Baca Juga: Emiten Rumah Sakit dan Farmasi Bersiap Merespons Cacar Monyet, Cek Prospek Sahamnya

"Fokus lain adalah potensi pemilihan Presiden di 2024, dapat mengubah kebijakan pemerintah," jelasnya. 

Pada dasarnya, Ryan yakin investor akan lebih memperhatikan saham seperti MIKA dan HEAL yang mendapatkan lebih banyak kepercayaan dari kalangan masyarakat menengah ke atas yang sadar kesehatan.

"Kami percaya perusahaan seperti MIKA dan HEAL berada di jalur yang benar mereka untuk mendirikan pusat keunggulan dalam sub-spesialisasi tertentu," jelasnya. 

Arjun merekomendasikan saham MIKA dengan target harga Rp 3.220 dengan harga support di 2.770, dan HEAL di target harga Rp 1.625 dengan harga support di Rp 1.475.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi, Saham Emiten Farmasi Ikut Terkerek?

Sementara, Jono merekomendasikan beli untuk saham MIKA dengan target harga Rp 3.300 per saham karena memiliki neraca yang kuat. 

Ia menambahkan MIKA memiliki potensi untuk melakukan ekspansi secara lebih agresif baik dengan meningkatkan kapasitas maupun menambah spesialisasinya.

Sementara, Ryan merekomendasikan saham MIKA Beli dengan target harga Rp 3.200, KLBF Beli dengan target harga Rp 2.400, HEAL Hold dengan target harga Rp1.460 dan SILO Hold dengan target harga Rp 1.050.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru