Rekomendasi Saham ICBP dan UNVR di Tengah Pulihnya Kinerja Emiten Konsumer

Senin, 09 Mei 2022 | 06:25 WIB   Reporter: Danielisa Putriadita
Rekomendasi Saham ICBP dan UNVR di Tengah Pulihnya Kinerja Emiten Konsumer


KREDIT KONSUMER -  JAKARTA. Pemulihan kinerja keuangan emiten sektor konsumer masih dibayangi beragam sentimen negatif. Para analis memasang rekomendasi netral pada sektor konsumer staples ini. 

Sejatinya pertumbuhan makro ekonomi sudah menunjukkan peningkatan sejak akhir kuartal III-2021. Hal tersebut didukung dari pembatasan aktivitas yang lebih longgar dan jumlah masyarakat yang sudah divaksin semakin banyak. 

Pertumbuhan ekonomi juga tercermin dari S&P Global yang mencatat indeks manufaktur atau PMI Indonesia sebesar 51,9 pada April 2022, naik dari posisi 51,3 pada bulan sebelumnya. Adapun, indeks manufaktur di atas level 50 menandakan ekspansi dan sebaliknya di bawah level 50 menandakan kontraksi.

Analis Ciptadana Skeuritas Asia, Putu Chantika Putri, dalam risetnya menulis, indeks PMI yang meningkat diharapkan dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran. Dengan begitu, daya beli masyarakat bisa meningkat dan mendukung pemulihan kinerja sektor konsumer. 

Baca Juga: Sahamnya Sudah Turun Dalam, Analis Masih Optimistis pada Kinerja Unilever (UNVR)

Namun, di satu sisi, pemulihan kinerja sektor ini masih terbayangi oleh sentimen negatif, seperti kenaikan harga komoditas. "Tekanan margin tak terhindarkan di tengah harga komoditas yang tinggi," kata Putu dalam riset.

Putu mencatat margin kotor perusahaan FMCG menyempit 200-250 basis poin saat harga minyak, CPO, gandum naik di sepanjang 2021. Sementara, Putu memproyeksikan kenaikan harga komoditas masih akan berlanjut di tahun ini.

"Kami pikir kemampuan perusahaan untuk menyeimbangkan margin dan pertumbuhan volume penjualan akan menjadi perhatian utama di tahun ini," kata Putu. 

 

 

Direktur PT Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus juga mengatakan secara umum kinerja sektor konsumer akan cenderung tertekan seiring kenaikan harga bahan baku. Namun, paling tidak dengan adanya momentum Lebaran kemarin serta pelonggaran aktivitas dan pemulihan ekonomi serta menguatnya daya beli, akan membantu sektor konsumer.

Baca Juga: Saham Konsumer Diprediksi Lebih Agresif di Semester II

"Dalam jangka pendek, kami cenderung netral terhadap sektor konsumer," kata Daniel, Minggu (8/5). 

Meski di awal tahun 2022 pertumbuhan ekonomi optimistis terjadi, beberapa risiko masih akan membayangi sektor ini. Putu berharap emiten sektor ini akan menyesuaikan harga jual mereka di tahun ini untuk melindungi tekanan margin. Risiko lain juga datang dari kenaikan cukai rokok dan  tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11%. 

Dengan kondisi tersebut, Putu memasang rekomendasi netral pada sektor ini. Namun, Putu menyukai  PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) karena unggul dalam meningkatkan permintaan melalui inovasi produk dan posisi pasar yang dominan.

"Penjualan yang kuat dari Pinehill juga menarik bagi ICBP," kata Putu.

Selain itu, Putu juga menyukai  PT Indofood Sukses Makmur (INDF) karena mendapat dukungan pertanian yang kuat dan pertumbuhan pendapatan serta prospek ICBP yang cerah. 

Baca Juga: Pilih-Pilih Saham Sektor Konsumer yang Masih Menarik

Kompak, Daniel juga optimistis ICBP dan PT Unilever Indonesia (UNVR) bisa tetap catatkan kinerja yang stabil meski dihantui kenaikan harga bahan baku. Apalagi, kedua harga saham tersebut saat ini sudah banyak terdiskon atawa menurun. Sejak awal tahun hingga Kamis (28/4), UNVR menurun 8,04% sedangkan ICBP menurun 11,59%. 

 

 

"Seiring pemulihan ekonomi, kami  perkirakan kinerja keuangan ICBP dan UNVR akan tumbuh 10%-15% di 2022 dengan target harga ICBP di Rp 9.200 dan UNVR di Rp 4.600," kata Daniel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru