REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Daftar aset PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) bertambah setelah resmi memiliki 40% kepemilikan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated alias Tol Layang Mohamed Bin Zayed (MBZ). Akusisi ini bakal signifikan mendongkrak kinerja emiten Grup Salim tersebut.
Melalui anak usahanya, PT Margautama Nusantara (MUN), META membeli 40% kepemilikan saham PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC). JJC merupakan entitas anak PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) yang mengelola Jalan Layang MBZ.
Direktur Utama Nusantara Infrastructure Ramdani Basri mengatakan, kehadiran Tol Layang MBZ di dalam portofolio bisnis bakal memoles kinerja META. Dampak positif dari akusisi ini sudah bisa dirasakan mulai tahun depan.
Hanya saja, Ramdani belum membeberkan secara rinci. Tapi dia memberikan estimasi efek dari akuisisi jalan tol MBZ bisa mengerek pendapatan segmen jalan tol META hingga dua kali lipat. Adapun, saat ini segmen tol menyumbang hingga 65% dari total pendapatan META.
Ramdani bilang, Jalan tol layang MBZ menjadi aset terbesar sehingga bisa berkontribusi hampir separuh dari revenue segmen tol. "Kenaikan akan signifikan. Dengan akuisisi 40% ini, nilai aset kami juga bertambah besar," kata Ramdani usai seremoni yang digelar Rabu (21/12).
Baca Juga: Sah! Emiten Grup Salim Ini Resmi Akusisi Tol Layang MBZ dari Jasa Marga
Direktur META sekaligus Direktur Utama MUN, Danni Hasan menambahkan, volume lalu lintas (traffic) di Jalan Tol MBZ punya skala yang besar. Bahkan bisa mencapai rata-rata traffic harian 400.000 - 500.000 kendaraan.
Dengan kepemilikan 40%, hal ini akan berdampak signifikan bagi kinerja META. Hanya saja, dia belum memastikan mengenai konsolidasi dalam pencatatan laporan keuangan.
Menurutnya, untuk sementara ini penghasilan dari tol layang MBZ akan masuk sebagai penghasilan dari entitas asosiasi. "Ini riil game changer untuk kami. Dampaknya akan signifikan," ujar Danni.
Saat ini, META mengoperasikan sejumlah ruas tol melalui sejumlah entitas anak MUN seperti PT Bintaro Serpong Damai (BSD), PT Makassar Metro Network (MMN) & PT Jalan Tol Seksi Empat (JTSE), serta PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB).
Selain itu, META juga menggarap proyek jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR Elevated) ruas Cikunir - Ulujami. Menurut Danni, META pun masih akan getol berekspansi di segmen jalan tol.
Fokus META berada di tipe jalan tol kota. Setelah memiliki portofolio tol di area Jakarta, wilayah penyangga Jakarta dan Makkasar, Danni melihat kota-kota besar lain seperti area Surabaya dan Bandung akan prospektif.
Sedangkan dalam akuisisi tol layang MBZ ini, META mengucurkan dana hingga Rp 4,38 triliun untuk membeli 40% saham JJC. Ramdani bilang, pembayaran dilakukan dalam dua termin. Masing-masing sekitar Rp 800 miliar dan Rp 3,5 triliun.
Sumber dana dari akuisisi ini didapat dari campuran kas internal dan kredit perbankan asing dan domestik. Salah satu bank yang memberikan pinjaman adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Dengan tuntasnya transaksi tersebut, kini MUN mengantongi 40% saham JJC. Sementara itu, 40% saham masih dimiliki oleh entitas Jasa Marga lewat PT Jasamarga Transjawa Tol. Kemudian 20% sisanya dimiliki oleh PT Ranggi Sugironperkasa.
Rekomendasi Saham
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian menilai, dengan dilakukan akuisisi ini, META akan menambah portofolio aset infrastruktur secara signifikan dengan nilai akuisisi yang mencapai Rp 4,38 triliun.
Sebagai perbandingan, total aset META per kuartal III-2022 mencapai Rp 6,74 triliun. "META berpotensi memperoleh tambahan recuring income yang cukup signifikan dari akuisisi ini," terang Rio.
Meski begitu, Rio masih menyarankan wait and see untuk saham META. Saran dia, investor bisa masuk pada harga Rp 128 dengan support Rp 118 dan resistance pada Rp 135 per saham.
Adapun, hingga penutupan pasar hari ini (21/12) saham META meningkat 3,28% ke harga Rp 126 per saham. Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova sendiri melihat saham META ada potensi rebound selama tidak turun ke bawah harga Rp 114 per saham.
Saran Ivan, buy on weakness saham META dengan memperhatikan support Rp 114 dan resistance Rp 140. Sedangkan Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memberikan rekomendasi buy dengan support Rp 118 dan resistance Rp 133.
Baca Juga: Nusantara Infrastructure (META) Targetkan Peningkatan Kinerja Dobel Digit Tahun Depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News