Saham big caps berpotensi jadi incaran asing, simak rekomendasi analis berikut

Selasa, 10 November 2020 | 09:35 WIB   Reporter: Benedicta Prima
Saham big caps berpotensi jadi incaran asing, simak rekomendasi analis berikut


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Hasil pemilu Amerika Serikat (AS) menunjukkan Joe Biden sebagai presiden terpilih, direspon investor Indonesia dengan penguatan IHSG dalam beberapa hari terakhir.

Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana menjelaskan, dari pidato kemenangan Joe Biden terlihat bahwa fokus kerja presiden terpilih tersebut adalah mengatasi penyebaran Covid-19 dan bakal memberikan stimulus kepada rakyat AS. Dengan adanya suntikan dana itu, maka dolar AS masih akan dalam tren melemah. 

"Dengan dolar AS melemah maka investasi pada negara berkembang terlihat lebih menarik terutama salah satunya Indonesia, setahun ke depan akan ada potensi inflow dengan asumsi ekonomi mulai membaik setelah pandemi," jelas Wawan, Senin (9/11). 

Berkaca dari dua hari terakhir, di pekan lalu, ketika ada optimisme kemenangan Joe Biden, IHSG naik tinggi. Pada kondisi tersebut, saham big caps menjadi incaran asing terutama karena valuasi saat ini terhitung lebih murah dibandingkan kondisi tahun lalu di saat IHSG berada di level 6.000. 

Baca Juga: Minim sentimen domestik, IHSG masih digerakkan optimisme terpilihnya Joe Biden

Dus, Wawan menyarankan investor untuk mulai melakukan akumulasi beli pada saham-saham big caps seperti di LQ45. Apalagi saat ini valuasi LQ45 tercatat sebesar 11,5 kali, lebih rendah dari price earning ratio (PER) rata-rata tiga tahun di level 15 kali. 

Namun, Wawan juga masih merekomendasikan investor untuk melakukan diversifikasi investasi di surat utang. Adapun porsi yang disarankan sebesar 50% di surat utang dan 30% di saham. 

Mengingat, selama belum ada pelantikan Joe Biden, Donald Trump bisa mengambil langkah yang bisa direspon negatif oleh pasar. Sehingga selama belum ada kepastian tersebut, potensi inflow baru akan terjadi tahun depan.

"Khusus pada akhir tahun karena ada window dressing, katalisnya menuju kesana. Kalau window dressing terjadi IHSG bisa naik 3% dalam sebulan rata-rata dalam 10 tahun terakhir. Di akhir tahun IHSG bisa ke level 5.500, dan untuk ke situ saham big caps diburu investor," jelas Wawan. 

Mengenai sektor, Wawan menyarankan perbankan terutama BBCA yang akan naik duluan mengingat kapitalisasinya besar. Kemudian diikuti aneka industri yaitu ASII sejalan dengan potensi pemulihan ekonomi.

Selanjutnya: Ditopang sentimen eksternal, rupiah bakal lanjutkan penguatan pada Selasa (10/11)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru