HARGA SAHAM - JAKARTA. Setelah mencetak rekor harga tertinggi pada akhir perdagangan kemarin, harga saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) mentok di auto rejection bawah (ARB) pada hari ini. Rabu (21/10), harga saham BRIS turun Rp 105 atau 7% ke Rp 1.395 per saham.
Kemarin dulu, harga saham bank BUMN syariah ini melesat 7,14% ke Rp 1.500 per saham dari harga sebelumnya Rp 1.400 per saham. Ini adalah harga tertinggi saham BRISyariah sejak mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada 9 Mei 2018.
Harga saham BRIS sudah melesat 322,73% sejak awal tahun. Dengan earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 24, maka price to earning ratio (PER) saham ini 62,50 kali. Adapun price to book value (PBV) 2,80 kali.
Lonjakan kenaikan harga saham BRISyariah terutama terjadi setelah anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini diputuskan menjadi surviving entity merger bank syariah BUMN.
Baca Juga: Bakal kehilangan pengendalian di BRIS, ini respons BRI
Bank BRISyariah telah menandatangani perjanjian penggabungan bersyarat alias conditional merger agreement sehubungan dengan rencana penggabungan tiga bank syariah anak BUMN. Ketiga bank yang yang akan dimerger yakni BRIS, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri.
Penggabungan akan efektif setelah memperoleh persetujuan-persetujuan dari otoritas-otoritas yang berwenang dan dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar dari masing-masing pihak serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Melalui penandatanganan perjanjian tersebut maka proses merger resmi dimulai. Setelah penggabungan menjadi efektif, BRI Syariah akan menjadi entitas yang menerima penggabungan (surviving entity).
Selanjutnya: Saham publik BRISyariah (BRIS) terdilusi akibat merger, ini kata BEI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News