Saham-saham pendatang baru meroket, fundamental oke atau tidak?

Rabu, 08 September 2021 | 07:43 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
Saham-saham pendatang baru meroket, fundamental oke atau tidak?

ILUSTRASI. Saham-saham pendatang baru meroket, ini kinerja fundamentalnya?. KONTAN/Fransiskus Simbolon


EMITEN - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan emiten anyar yakni PT Prima Andalan Mandiri Tbk. Emiten bersandi MCOL ini secara resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada Selasa (7/9).

Pada perdagangan perdananya, saham MCOL ditutup menguat 10,21% harga Rp 1.565 per saham. MCOL menawarkan 355,56 juta saham baru dengan harga initial public offering (IPO) Rp 1.420 per saham. Dari hasil 10% saham dari modal disetor, Prima Andalan Mandiri meraup dana Rp 504,89 miliar.

PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) dan PT Indo Oil Perkasa Tbk (OILS) lebih dulu melantai di BEI pada Senin (6/9). Keduanya saham ini langsung menyentuh batas auto rejection atas (ARA).

Baca Juga: Begini proyeksi IHSG dan pilihan saham untuk perdagangan hari ini (8/9)

Harga saham GPSO melesat 34,44% menjadi Rp 242 per saham dari harga IPO Rp 180 per saham. Menurut ketentuan bursa, saham dengan rentang harga acuan Rp 50 hingga Rp 200 per saham dapat bergerak naik maksimal 35%. GPSO melepas 166,66 juta saham baru dan meraup dana segar hingga Rp 30 miliar melalui gelaran IPO.

Sementara saham OILS saat pencatatan saham perdana kemarin melejit 24,44% menjadi Rp 336 per saham dari harga IPO Rp 270 per saham. Adapun saham dengan rentang harga acuan Rp 200-Rp 5.000 per saham dapat bergerak naik maksimal 25%.

OILS menawarkan 150 juta saham baru. Jumlah tersebut setara dengan 33,04% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Indo Oil Perkasa mampu mengantongi dana segar hingga Rp 40,5 miliar dari hajatan IPO.

Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) terus berambisi terapkan aspek ESG

Analis Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas mengatakan, harga saham yang tidak langsung terkena ARA di hari pertama perdagangan bisa jadi menandakan kurang minatnya pelaku pasar terhadap saham ini. Menurut Sukarno, ada beberapa faktor yang membuat saham tidak langsung menyentuh batas ARA.

Salah satunya yakni broker penjamin emisi tidak menjaga harganya agar tetap positif.

“Kedua karena ada tekanan jual yang meningkat melebihi tekanan beli, lebih karena banyak spekulan untuk spesialis saham-saham IPO yang memanfaatkan kenaikan di hari pertama,” kata Sukarno, Selasa (7/9).

Untuk pergerakan saham MCOL, Sukarno menjelaskan nilai emisi yang tergolong besar juga menjadi salah satu penyebab saham ini tidak langsung terkena ARA di perdagangan perdana. Dia menambahkan, MCOL memiliki prospek yang cukup baik karena bergerak di sektor energi atau industri batubara yang tengah mengalami tren kenaikan harga batubara.

Baca Juga: Realisasi capex Semen Baturaja (SMBR) baru capai 28% hingga Juni 2021

“Kemudian MCOR transaksi hari ini broker penjamin emisinya masih net buy jadi masih ada kesempatan harganya tetap bertahan di level positif,” tambah Sukarno.

Sukarno memberikan rekomendasi netral untuk saham MCOL lantaran termasuk saham-saham IPO dan pergerakannya belum dapat dianalisa menggunakan teknikal dengan menyeluruh.

Lebih lanjut, Sukarno memberi saran untuk pelaku pasar agar mencermati fundamental saham-saham yang baru IPO untuk menentukan saham mana saja yang masih layak untuk jadi pilihan investasi. “Jika tidak ya lebih ke spekulasi saja yang peluang kenaikan harganya tetap ada meskipun kinerjanya buruk sekalipun,” ungkap dia.

Baca Juga: Harga saham MCOL, OILS, GPSO melesat pasca IPO, mana yang masih layak beli?

Pada penutupan perdagangan Selasa (7/9), beberapa saham pendatang baru ditutup variatif. GPSO tercatat turun 4,13% ke harga Rp 232 per saham, selanjutnya saham OILS melejit 25% ke harga Rp 420 per saham, dan saham PT Hasnur International Shipping Tbk (HAIS) melemah 3,31% ke harga Rp 292 per saham.

Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga terpantau melemah 2,68% ke harga Rp 875 per saham, saham Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) melemah 1,69% ke harga Rp 580 per saham, dan saham PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) menguat 9,94% ke harga Rp 376 per saham.

Selanjutnya: Digitalisasi bank makin ramai, OJK ingatkan perbankan waspadai serangan siber

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana

Terbaru