EMITEN - JAKARTA. Sejumlah emiten berorientasi ekspor yang memasarkan produknya ke Amerika Serikat (AS) mencatatkan kenaikan penjualan pada awal tahun 2021. Kegiatan ekonomi yang sudah berjalan penuh di beberapa negara bagian, seperti Texas, Mississipi, dan Massachusetts dinilai akan turut memberikan efek positif.
Corporate Secretary & Head of Investor Relations PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) Wendy Chandra mengungkapkan, penjualan WOOD ke AS meningkat pesat pada awal tahun ini. Pendorongnya berasal dari penerapan tarif perang dagang AS-China serta tarif anti-dumping dan antisubsidi terhadap produk-produk furnitur dan komponen bangunan dari China.
Sebagaimana diketahui, China sebelumnya merupakan eksportir terbesar produk furnitur dan komponen bangunan ke pasar AS. "Namun dengan pemberlakuan tarif-tarif tersebut, pangsa pasar China di AS semakin tergerus dan ini memberikan peluang bagi WOOD untuk mengambil pangsa pasar China," tutur Wendy saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (5/3).
Baca Juga: Fokus ekspor, ini target penjualan Darmi Bersaudara (KAYU) pada tahun 2021
Selain itu, dengan diterapkannya work from home (WFH) di AS, banyak pekerja yang sebelumnya tinggal di tengah kota memilih pindah ke pinggiran kota demi biaya hidup yang lebih rendah. Menurut Wendy, kondisi ini membuat penjualan rumah di pinggiran kota meningkat dan memacu kenaikan penjualan furnitur dan komponen bangunan.
Sebagai gambaran, per September 2020, penjualan WOOD ke pasar ekspor mencapai Rp 1,58 triliun atau 84% dari total pendapatan Rp 1,89 triliun. Sementara itu, penjualan ke perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat bernama Hampton Lumber mencakup 23,89% dari total pendapatan.
Sepanjang tahun ini, manajemen WOOD menargetkan total pendapatan perusahaan dapat meningkat 20%. Wendy menilai, pasar AS masih sangat memiliki potensi pertumbuhan yang baik. "Perusahaan akan terus meningkatkan pangsa pasar di pasar AS yang merupakan importir furniture dan building component terbesar di dunia," ucap Wendy.
Baca Juga: Ada wacana insentif ekspor, simak tanggapan Pan Brothers (PBRX)
Produsen mainan PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS) juga mengaku bahwa pendapatan TOYS dari pasar AS pada awal tahun ini membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Direktur Utama TOYS Iwan Tjen mengatakan, ada kenaikan permintaan dari pembeli di AS seiring dengan penetapan tarif dagang AS-China.
"Kami berpeluang untuk mendapatkan paling tidak 1% dari order AS ke China sehingga TOYS berpeluang untuk meningkatkan order sebesar Rp 120 miliar dari pasar AS," ungkap Iwan.
Iwan juga menyambut baik kebijakan yang memperbolehkan ekonomi berjalan penuh di sejumlah negara bagian. Pasalnya, kondisi ini memberikan peluang bagi TOYS untuk meningkatkan pangsa pasarnya di AS.
TOYS sendiri menargetkan, penjualan ekspornya pada tahun 2021 dapat mencapai Rp 211,4 miliar. Untuk itu, TOYS akan terus meningkatkan brand OZco dengan terus mengembangkan distributor di negara-negara tujuan. "Selain itu, kami juga akan juga meningkatkan kapasitas produksi yang saat ini berkisar 30% menjadi 60% dari kapasitas terpasang," ucap Iwan.
Sebagai gambaran, per September 2020, penjualan ekspor TOYS mencapai Rp 133,58 miliar atau 99% dari total pendapatan yang sebesar Rp 134,9 miliar. Dari keseluruhan pendapatan tersebut, penjualan ke Amerika Utara dan Kanada mencakup Rp 36,42 miliar atau setara 27%.
Baca Juga: Sambut Ramadhan, Sarimelati Kencana (PZZA) luncurkan menu pizza baru
Tak mau ketinggalan, Corporate Secretary PT Pan Brothers Tbk (PBRX) Iswar Deni juga mengungkapkan, penjualan Pan Brothers ke AS pada awal tahun ini sudah kembali normal. "Penjualannya balik lagi ke posisi 2019 dengan sedikit kenaikan," kata Iswar.
Menurut dia, perbaikan ini seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi di AS. Sebagai gambaran, penjualan PBRX ke AS pada tiga bulan pertama 2019 mencapai US$ 32,24 juta atau 28,6% dari keseluruhan pendapatan yang sebesar US$ 112,88 juta. Sementara hingga akhir 2019, penjualan ke AS mencapai US$ 186,8 juta.
Hingga akhir tahun 2021, PBRX menargetkan pertumbuhan pendapatan konservatif, yakni minimal 10% dari total penjualan tahun 2019 yang sebesar US$ 665 juta.
Selanjutnya: Eastparc Hotel (EAST) bidik pendapatan hingga Rp 48 miliar pada tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News