Sejumlah Saham Ini Sudah Sentuh Rekor Tertinggi Tapi Masih Berpeluang Lanjut Menguat

Sabtu, 08 Januari 2022 | 09:10 WIB   Reporter: Kenia Intan
Sejumlah Saham Ini Sudah Sentuh Rekor Tertinggi Tapi Masih Berpeluang Lanjut Menguat


EMITEN -  JAKARTA. Sejumlah saham di bursa mencetak kenaikan harga tertinggi sepanjang sejarah atau all time high pada pekan pertama tahun 2022 ini.

Saham-saham itu adalah PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Bank Jago Tbk (ARTO), dan PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). 

Menurut catatan Kontan, SRTG meningkat ke level 3.050 yang merupakan all time high-nya pada Senin (3/1). Diikuti ARTO di level 18.800 (7/1) dan BBHI di level 10.150 (7/1). 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati, kenaikan harga itu tidak terlplas dari sentimen positif yang mengerek setiap sahamnya. 

Baca Juga: Menimbang Aset Kripto yang Paling Menarik untuk Tahun 2022

Sepengamatannya, ARTO akan mulai penyaluran kredit melalui aplikasi digital pada tahun 2022. Mengingat terdapat potensi customer base yang besar, serta bisa melaksanakan build analytic untuk lending

Asal tahu saja, selama ini ARTO terus meningkatkan penyaluran kredit dan memperluas kolaborasi dengan digital ekosistem. Salah satunya, melalui kerja sama dengan sejumlah perusahaan peer to peer (P2P) lending dan multifinance.

Beberapa partner perseroan dalam menyalurkan kredit ada Home Credit, BFI Finance, Kredit Pintar, Akseleran, Investree, AdaKami, Modal Rakyat, dan Atome.

Sementara untuk BBHI, sahamnya terkrerek rencana rights issue dengan merilis 10.047.322.871 saham yang setara 86% dari modal ditempatkan dan disetor penuh BBHI saat ini. 

Baca Juga: Bukalapak.com (BUKA) Berharap Bisa Segera Menggelar RUPSLB

BBHI menetapkan harga rights issue sebesar Rp 478 per saham. Dengan demikian, total dana maksimal yang bisa diraup BBHI adalah sekitar Rp 4,80 triliun.

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan H Holding Inc, merupakan dua dari enam investor strategis dalam rights issue tersebut.

Untuk SRTG, Nafan melihat di sepanjang tahun 2021, emiten itu  telah melakukan berbagai investasi. Adapun investasi terbaru terhadap dua perusahaan startup teknologi yaitu Sirclo dan Fuse.

SRTG juga meningkatkan kepemilikan sahamnya di MPMX dari 52,2% menjadi 56,6%. Selain itu, kepemilikan SRTG di saham PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) juga naik dari 7,8% menjadi 8,8%. 

Analis Ivan Binaarthe Sekuritas Ivan Rosanova menambahkan, kinerja SRTG hingga kuartal III 2021 merupakan terbaik setidaknya dalam lima tahun terakhir. Hal ini juga menjadi salah satu dasar dari kepercayaan investor.

Baca Juga: Intip Kinerja Tiga Aset Kripto Dengan Kapitalisasi Terbesar Sepanjang 2021

Adapun untuk BBHI dan ARTO, saat ini diuntungkan dengan  sentimen positif terhadap bank-bank digital yang diyakini investor memiliki prospek cerah ke depannya. Walaupun, dari sisi fundamental dapat dikatakan terlampau mahal.

"Selama aksi korporasi dan strategi bisnis perusahaan dapat berjalan dengan baik maka kedua emiten ini tidak akan kehilangan kepercayaan investor untuk tetap meminatinya," ungkap Ivan kepada Kontan.co.id, Jumat (7/1).

Di tahun 2022  tiga saham itu berpeluang mencetak kenaikan kembali apabila terlihat adanya perbaikan atau peningkatan kinerja keuangan dibanding tahun lalu.

Oleh karenanya, rekomendasi  SRTG bisa buy dengan support di 2.560 dan target harga Rp 3.400 per saham.BBHI trading buy dengan support 9.200 dan target harga Rp 12.000 per saham. Sementara ARTO trading buy dengan support 18.000 dan target harga Rp 21.000 per saham. 

Adapun Analis Panin Sekuritas Indonesia William Hartanto menyarankan buy on weakness saham-saham tersebut apabila terjadi koreksi. Target harga ARTO berada di Rp 20.000 per saham, BBHI di Rp 11.000-Rp 11.500 per saham, adapun SRTG di Rp 3.500 per saham. 

Baca Juga: IHSG Diproyeksikan Bisa Tembus Level 7.150 di Akhir 2022

William mengamati, ketiganya masih punya peluang mencetak kenaikan harga setelah all time high. Hanya saja, akan ada profit taking terlebih dahulu.

"Jadi agak terbatas penguatannya," jelas Willliam kepada Kontan.co.id, Jumat (7/1).

Adapun all time high yang dialami tiga saham itu terdorong faktor teknikal, meneruskan penguatan selama pasar cenderung sideways di tahun lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru