Sejumlah Saham Penghuni indeks LQ45 Tercatat Masih Punya Valuasi Murah

Minggu, 02 Oktober 2022 | 21:11 WIB   Reporter: Yuliana Hema
Sejumlah Saham Penghuni indeks LQ45 Tercatat Masih Punya Valuasi Murah


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Sejumlah saham penghuni indeks LQ45 tercatat masih punya valuasi murah, salah satunya saham perbankan. Namun berbeda dengan industri lain, investor bisa menilai valuasi saham perbankan lewat price book value (PBV). 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menyebut investor bisa menilai valuasi saham perbankan melalui PBV, dibandingkan menggunakan price earning ratio (PER).

“Biasanya menggunakan PBV, dengan begitu investor bisa melihat apakah fundamental emiten tersebut bagus atau tidak,” imbuh Nico kepada Kontan. 

Baca Juga: Menguat Akhir Pekan Lalu, Ini Prediksi IHSG pada Senin (3/10)

Asal tahu saja, PBV merupakan rasio valuasi untuk menilai mahal atau murahnya sebuah saham dengan membandingkan antara harga saham dengan nilai buku perusahaan.

Berdasarkan data RTI, per Jumat (30/9), PVB PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) tercatat sebesar 0,75 kali. Lalu, PVB PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) 1,33 kali, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 2,16 kali. 

Selanjutnya PVB PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) senilai 2,28 kali dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 2,41 kali. Lebih lanjut, saham perbankan jagoan Nico jatuh pada BBTN dengan target harga Rp 2.150, BBNI pada target Rp 10.250, BMRI di Rp 10,300, BBRI pada Rp 5.400 dan BBCA. 

Kalau dilihat saham BBTN tercatat mempunyai PBV dengan nilai paling rendah dibandingkan bank lainnya, tapi pergerakan sahamnya masih tertekan. Sejak awal tahun hingga Jumat (30/9), BBTN sudah turun 14,16% ke level Rp 1.485. 

Baca Juga: IHSG Diprediksi Bisa Tembus 7.400 di Akhir Tahun, Saham-Saham Ini Bisa Jadi Buruan

Sementara itu, Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim menjalankan bisnis BBTN masih berkaitan dengan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yang saat ini masih menghadapi tentang. 

“Sektor properti saat ini masih menghadapi tantangan dari akibat pandemi Covid-19 dan tantangan kenaikan suku bunga, maka kami melihat lebih merekomendasikan BBNI,” tandas Lukman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru