REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Saham PT Bukapalak.com Tbk (BUKA) tercatat naik 8,44% ke level Rp 334 per saham pada perdagangan Senin (28/3). Bahkan, saham BUKA sempat menyentuh harga Rp 344 per saham pada pertengahan perdagangan sesi II.
Padahal, hari ini merupakan hari perdagangan perdana setelah masa lock-up (larangan mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan) resmi berakhir pada Sabtu, 26 Maret 2022.
Sebagaimana diketahui, BUKA memberlakukan lock-up untuk sebagian pemegang saham selama delapan bulan terhitung sejak tanggal efektif initial public offering (IPO) 26 Juli 2021.
Analis PT Kanaka Hita Solvera Daniel Agustisnus menilai, jika melihat dari nilai transaksi di pasar negosiasi, kemungkinan besar sebagian pemegang saham lama telah melakukan penjualan. Hanya saja, karena transaksinya dilaksanakan di pasar negosiasi, seharusnya ada standby buyer investor lokal untuk transaksi tersebut.
Baca Juga: Bikin Perusahaan Patungan AlloFresh, Begini Rencana Bisnis Bukalapak (BUKA)
"Dengan adanya transaksi jual di pasar negosiasi ini, diharapkan tidak mempengaruhi harga secara signifikan di pasar reguler," ucap Daniel saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (28/3).
Untuk ke depannya, menurut Daniel, saham BUKA masih berpeluang rebound dan lanjut menguat. Salah satu sentimen positif datang dari IPO GoTo yang akan menjadi perusahaan tercatat.
Selain itu, harga BUKA juga sudah terdiskon cukup banyak dari harga IPO yang sebesar Rp 850 per saham. Menurutnya, price to book value (PBV) BUKA saat ini diperdagangkan di sekitar 1,4 kali, lebih murah dibanding GoTo yang akan IPO dengan PBV di level 2,89 kali-3,17 kali.
Terlebih lagi, kerja sama BUKA dengan Transmart berpotensi meningkatkan total processing value (TPV) Bukalapak. "Meskipun demikian, investor perlu mewaspadai adanya ancaman dari kenaikan suku bunga yang akan dilakukan The Fed dan Bank Indonesia karena akan menambah beban bunga emiten," kata Daniel.
Baca Juga: Lock-Up Saham BUKA Dibuka, Analis Menilai Pemegang Saham Masih Menahan Kepemilikan
Dengan adanya potensi kenaikan harga pada saham BUKA, menurut Daniel, investor bisa membeli saham BUKA dengan strategi buy on weakness. Ia memperkirakan, target harga BUKA berada di sekitar level Rp 400 per saham.
Sebagai informasi, jumlah pemegang yang wajib lock-up saham BUKA selama delapan bulan terdiri dari 235 pihak, baik investor individu maupun institusi.
Pihak-pihak tersebut adalah (i) Achmad Zaky Syaifudin, (ii) PT Kreatif Media Karya, (iii) Archipelago Investment Pte. Ltd., (iv) Microsoft Corporation, (v) Standard Chartered UK Holdings Limited, (vi) Naver Corporation, (vii) Mirae Asset–Naver Asia Growth Investment Pte. Ltd., (viii) Star AA Ventures Limited, (ix) Peter Teng He Xu, (x) UBS AG, London Branch, (xi) PT BRI Ventura Investama, (xii) PT Mandiri Capital Indonesia, (xiii) Genting Ventures VCC (bertindak untuk kepentingan Genting VCC Fund I) (xiv) Sung Jin Kim (Kim Sung Jin), dan (xv) Jaeyoun Doh (Doh Jaeyoun).
Ada juga (xvi) Seungkook Lee (Lee Seungkook), (xvii) BonAngels Pacemaker Fund, (xviii) 500 Durians, L.P., (xix) 500 Kimchi, L.P., dan (xx) K-Run No. 1 Start-Up Investment Fund, (xxi) DKI Growing Star Fund II, (xxii) 500 Startups IV, L.P., (xxiii) Virdienash Haqmal, (xxiv) Clara Natalie, (xxv) Nandhika Wandhawa Putra Harahap, (xxvi) Rionardo, (xxvii) Phiong Tadhan Immanuel Yapi, (xxviii) Muhammad Rachmat Kaimuddin, (xxix) Teddy Nuryanto Oetomo, (xxx) Willix Halim, (xxxi) Natalia Firmansyah, dan (xxxii) pemegang saham lainnya yang terdiri dari 204 pemegang saham perorangan
yang merupakan karyawan atau eks-karyawan.
Di samping itu, ada juga para pemegang saham yang melakukan lock-up secara sukarela. Mereka telah sepakat untuk tidak menjual atau mengalihkan 90% sahamnya sampai dengan delapan bulan setelah tanggal efektif. Berikut di bawah ini merupakan rincian dari para pemegang saham lock-up sukarela:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News