REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Prospek PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dinilai masih positif sepanjang tahun 2023. Diversifikasi bisnis dinilai menjadi katalis utama pendorong pertumbuhan berkelanjutan perseroan.
Analis Henan Putihrai Steven Gunawan mengatakan bahwa prospek MTEL terbilang menarik, terlebih dengan ekspansi perseroan pada segmen fiber optic.
"Ini akan menjadi katalis positif, akan menjadi tambahan sumber pendapatan non-tower," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (3/7).
Maklum, tahun ini MTEL masih akan gencar ekspansi dengan menambah jumlah menara telekomunikasi, membangun fiber optik, serta infrastruktur pendukung lainnya. Perseroan bakal menambah 4.000 tenant yang dilakukan secara organik dan mengakuisisi sebanyak 1.500 tenant. Selain itu juga akan membangun 13.000 km jaringan fiber optic.
Baca Juga: Didorong Diversifikasi, Intip Rekomendasi MTEL dari BRI Danareksa Sekuritas
Meski begitu, Steven mengakui bahwa hasil ekspansi segmen non-tower belum akan maksimal dirasakan manfaatnya tahun ini. Adapun saat ini, kontribusi pendapatan non-tower di bawah 10%, tetapi diperkirakan akan terus meningkat seiring roll-out fiber optic berjalan.
Sementara terkait potensi ditahannya suku bunga, Steven bilang MTEL tidak akan terlalu merasakan manfaatnya.
"Sentimen suku bunga ke MTEL minim karena memang b/s perseroan kuat atau tanpa debt," katanya.
Dengan prospek tersebut, Henan Putihrai memperkirakan kinerja MTEL masih akan bertumbuh positif, meskipun berada di bawah target MTEL 11%. Pendapatan perseroan diproyeksikan tumbuh 8,14% menjadi Rp 8,37 triliun dari aktualisasi tahun lalu Rp 7,72 triliun dan EBITDA tumbuh 9,44% YoY menjadi Rp 6,72 triliun.
Asia Pacific Equity Research J.P Morgan Ranjan Sharma mengatakan bahwa investasi fiber dapat menyebabkan peningkatan belanja modal dan depresiasi yang lebih tinggi. Menurutnya, hal tersebut dapat membebani pendapatan perusahaan menara dalam waktu dekat.
Meski demikian, ia menilai target pertumbuhan 11% masih dapat tercapai. Dalam pandangannya, MTEL diuntungkan dari kombinasi pertumbuhan organik yang sehat dan akuisisi.
"MTEL memperoleh pangsa pasar menara dan dampak dari merger Hutchison-Indosat," katanya.
Baca Juga: Cek Kata Analis Mirae Aset Sekuritas untuk Emiten Asuransi yang Siap Tebar Dividen
Pihaknya pun memperkirakan pendapatan MTEL mencapai Rp 8,56 triliun, dengan EBITDA sebesar Rp 6,82 triliun. Sementara untuk laba bersih diproyeksikan 2,07 triliun.
Dari harga saham, Sharman melihat masih ada potensi kenaikan harga MTEL. Hal itu didorong dari faktor dividen.
Dijelaskan, MTEL mengusulkan pembayaran dividen tahun buku 2022 sebesar 99%, termasuk 70% dividen reguler dan 29% dividen khusus. Ia berpandangan bahwa usulan dividen yang lebih tinggi tersebut menunjukkan kesediaan perseroan untuk membayar dividen yang lebih tinggi di periode mendatang.
"Pembayaran dividen yang lebih tinggi dapat mendukung harga saham MTEL," paparnya.
Ia pun J.P Morgan menyematkan pandangan overweight untuk saham MTEL dengan target harga Rp 900. Kemudian, Steven juga merekomendasikan buy MTEL dengan harga Rp 900.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News