REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Kementerian Perhubungan akan menaikkan tarif ojek online (ojol) di kisaran 30% atau sekitar Rp 2.000-Rp 5.000. Kebijakan ini akan diterapkan mulai 29 Agustus 2022.
Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana mengatakan, kenaikan tarif ojol ini dapat memberi efek positif pada emiten transportasi darat. Sebut saja PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk (WEHA), dan PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA).
Pasalnya, dengan kenaikan tarif ojol, selisih antara tarif ojol dengan tarif taksi menjadi tipis sehingga menjadi sentimen positif, khususnya bagi BIRD. Namun, perlu diingat bahwa ojol dan taksi mempunyai pangsa pasarnya masing-masing.
Baca Juga: Besaran Kenaikan Tarif Ojol Sebaiknya Sesuai Daya Beli Masyarakat
Lebih lanjut, karena tarif ojol maupun taksi berbeda tipis, maka persaingan antar keduanya akan semakin kompetitif.
"Menurut saya, emiten yang memiliki diferensiasi atas layanannya yang akan mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar," ucap Raditya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (17/8).
Sementara itu, untuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Analis Samuel Sekuritas M. Farras Farhan menilai, rencana kenaikan tarif ojol tidak akan terlalu berefek signifikan ke kinerja perusahaan. Kenaikan tarif ini berpotensi meningkatkan pendapatan alias top line Gojek.
Akan tetapi, dari segi profitabilitas alias bottom line, GOTO masih dibebani dengan bisnis e-commerce Tokopedia dan GoTo Financial.
"Masalah terbesar itu di e-commerce Tokopedia dan GoTo Financial. Tokopedia punya komisi rate yang lebih rendah dibanding peers. Ini yang akan lebih signifikan mempengaruhi profitabilitas," kata Farras.
Terlebih lagi, secara keseluruhan, penyumbang terbesar Gross Merchandise Value (GMV) GOTO berasal dari Tokopedia dan GoTo Financial, bukan Gojek. GMV merupakan nilai total barang dagangan yang dijual selama jangka waktu tertentu.
"Meski menjadi kontributor terbesar GMV, kinerja dari Tokopedia dan GoTo Financial masih berada di tahap awal, sedangkan ojol-nya malah sudah maju karena secara take rate sudah hampir sama dengan regional dan global," ucap Farras.
Baca Juga: Kenaikan Tarif Ojol Ditunda Hingga 29 Agustus 2022, Ini Alasan Kemenhub
Saat ini, Farras menilai valuasi GOTO masih tergolong premium. Farras mempertahankan rekomendasi hold GOTO dengan target harga Rp 420 per saham. Per Selasa (16/8), harga GOTO berada di Rp 324 per saham.
Sementara itu, menurut Raditya, di antara saham transportasi darat BIRD, WEHA, dan LRNA, saham yang paling menarik adalah BIRD. Ia merekomendasikan buy on weakness BIRD dengan target harga Rp 1.950 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News