Terangkat euforia olimpiade, kinerja positif Surya Citra Media diprediksi berlanjut

Jumat, 06 Agustus 2021 | 20:44 WIB   Reporter: Kenia Intan
Terangkat euforia olimpiade, kinerja positif Surya Citra Media diprediksi berlanjut

ILUSTRASI. Surya Citra Media (SCMA) membukukan pertumbuhan pendapatan bersih hingga 24,81% menjadi Rp 2,94 triliun.


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mencetak kinerja yang memuaskan sepanjang enam bulan pertama tahun 2021. Mengutip laporan keuangan Surya Citra Media, top line dan bottom line SCMA kompak terkerek hingga dua digit. 

Tercatat, SCMA membukukan pertumbuhan pendapatan bersih hingga 24,81% secara year on year (yoy) menjadi Rp 2,94 triliun. Sementara, laba bersih Surya Citra Media terkerek 21,05% yoy menjadi Rp 727,38 miliar.  

Pendapatan berbagai segmen meningkat signifikan, bahkan mencapai dua digit. Misalnya, segmen televisi yang masih menjadi penopang dengan kontribusi mencapai Rp 2,59 triliun. Adapun capaian itu meningkat hingga 21,73% yoy. 

Sementara itu, segmen digital dan iklan luar ruangan terkerek 71,03% yoy menjadi Rp 352,59 miliar. Adapun segmen konten dan lainnya berkontribusi hingga Rp 986,16 miliar atau naik 54,21% yoy. 

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Pengelola SCTV Melejit, Simak Rekomendasi Saham SCMA

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya dalam risetnya mengungkapkan, kinerja SCMA di semester pertama 2021 itu masih sejalan, bahkan melebihi ekspektasi. Asal tahu saja, hingga akhir tahun 2021, SCMA diperkirakan bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 5,76 triliun, dengan laba bersih mencapai Rp 1,34 triliun.  

Christine mengungkapkan, SCMA optimistis rate card punya potensi bertumbuh di kuartal ketiga 2021. Optimisme ini melihat adanya kenaikan pelanggan yang kuat pada layanan over-the-top (OTT) milik SCMA, yakni Vidio.  

"Peningkatan langganan berbayar Vidio terutama didorong oleh euforia menonton Olimpiade, menurut kami," seperti yang dikutip dalam riset Mirae Asset Sekuritas. Adapun ke depannya, SCMA masih akan melanjutkan aplikasi streaming OTT agar menjadi yang terdepan dalam hiburan series lokal original dan olahraga. 

Sementara dari sisi margin laba kotor SCMA, Christine melihat adanya penurunan 8,4% yoy menjadi 53,1% di kuartal kedua 2021. Penurunan dipicu biaya program yang lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Asal tahu saja, tahun lalu SCMA memutuskan menghentikan produksi sinetron sebagai salah satu strategi menghadapi pandemi. SCMA lebih memilih menayangkan ulang programnya. 

Baca Juga: Lima emiten bersiap buyback, berikut besaran alokasi dana yang disiapkan

Walau margin laba kotornya tertekan di kuartal kedua 2021, Surya Citra Media membukukan pendapatan lain-lain yang lebih tinggi di kuartal tersebut hingga Rp 48,5 miliar. Alhasil, margin laba bersih SCMA mampu meningkat 2% secara kuartalan atau qoq. 

Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan beli saham SCMA dengan target harga Rp 2.650 per saham. Jumat (6/8), harga saham SCMA turun 0,48% ke Rp 2.080 per saham.  

Selain prospek yang masih baik di sisa tahun 2021, rekomendasi itu juga mempertimbangkan aksi buyback perusahaan. SCMA berencana buyback sebanyak-banyaknya Rp 1 triliun hingga 6 Oktober 2021.

Mirae menilai, aksi korporasi ini akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham SCMA. Asal tahu saja, SCMA telah membeli kembali 2,13 miliar saham pada periode 5 Desember 2018 hingga 7 Maret 2021 dengan total nilai Rp 2,87 triliun. Rata-rata harga pembeliannya berada di Rp 1.346 per saham.  

Baca Juga: Sebagian saham emiten media tertekan, ini saham yang masih direkomendasikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru