Tiga Saham Menghuni Papan Ekonomi Baru, Begini Prospeknya ke Depan

Selasa, 06 Desember 2022 | 05:50 WIB   Reporter: Yuliana Hema
Tiga Saham Menghuni Papan Ekonomi Baru, Begini Prospeknya ke Depan


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan Papan Ekonomi Baru atawa New Economy, Senin (5/12). Adapun papan pencatatan baru ini setara dengan Papan Utama.

Untuk saat ini, papan ekonomi baru berisikan tiga saham e-commerce, yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) alias Blibli. 

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menilai risiko pada saham menghuni indeks anyar ini tergantung pada profil risiko dan preferensi investor. 

Baca Juga: Ada Notasi K di Saham Gojek Tokopedia (GOTO), Apa Artinya?

Soalnya, ada kalanya investor lebih melihat prospek masa depan daripada profitabilitas saat ini. Soalnya secara kriteria memang penghuni papan new economy ini berbeda dengan papan utama. 

Cheril menilai kehadiran papan ekonomi baru ini bisa memberikan sentimen positif bagi GOTO, BUKA dan BELI karena mempermudah investor untuk menyusun portofolionya. 

"Sehingga investor yang punya tujuan sesuai dengan kriterianya bisa memilih saham-saham teknologi tersebut," kata Cheril kepada Kontan.co.id, Senin (5/12). 

Jika diperhatikan pergerakan saham ketiga emiten e-commerce ini masih mengalami tekanan. GOTO dan BUKA kompak turun dari harga initial public offering (IPO). 

Sebagai pengingat, GOTO memasang harga IPO di Rp 338 dan BUKA di harga Rp 850. Hingga Senin (5/12), GOTO bertengger di posisi Rp 123 dan BUKA di Rp 258. 

Baca Juga: Saham GOTO, BUKA, BELI Pindah ke Papan Ekonomi Baru

Sedangkan saham Blibli masih bertahan di atas harga IPO di level Rp 480. Waktu itu, BELI mematok harga penawaran umum perdana saham di Rp 450. 

Dari ketiga saham itu, Cheril menyebut investor bisa wait and see terlebih dahulu. Soalnya, saham teknologi ini masih diliputi berbagai ketidakpastian.

"Masih diliputi berbagai ketidakpastian di tengah tren kenaikan suku bunga yang bisa makin membebani keuangan perusahaan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru