EMITEN - JAKARTA. Setelah melaksanakan atau Initial Public Offering (IPO), PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) langsung tancap gas untuk menjalankan ekspansi usahanya. Sekretaris Perusahaan TAPG, Joni Tjeng menjelaskan perseroan ini berencana untuk membangun dua Pabrik Kelapa Sawit (PKS) baru dan 1 pabrik Palm Kernel Oil (PKO) bersamaan dengan biogas plant.
Pembangunan pabrik tersebut seiring bertambahnya umur tanaman, sehingga produksi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) akan terus meningkat. Selain itu, TAPG tengah mengkaji untuk membangun Bio-CNG Plant sebagai bentuk komitmen perusahaan ini untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca.
Lebih rincinya, Triputra Agro akan membangun satu PKS di Kalimantan Tengah dan satu pabrik kelapa sawit lagi di Kalimantan Timur. “Untuk capex sebagai contoh 45 ton per jam membutuhkan biaya di kisaran Rp 135 miliar - Rp140 miliar, semua pendanaan untuk kedua PKS berasal dari kas internal perusahaan. Kami berencana membangun pabrik dengan kapasitas di kisaran 45 ton,” ujarnya pada Kontan, Senin (12/4).
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) tetap beroperasi meski ada larangan mudik Lebaran
Tak hanya kedua pabrik itu, TAPG melalui anak usahanya yakni PT Sukses Karya Mandiri (SKM) berencana untuk membangun pabrik Kernel Crushing Plant (KCP). Untuk membangun KCP tersebut emiten ini akan menggunakan dana hasil IPO.
Sebagai informasi, Triputra Agro melepas sebanyak 866.200.000 saham harga penawaran sebesar Rp 200 setiap saham. Dengan demikian TAPG memperoleh dana segar sebesar Rp 173,24 miliar dari hajatan ini.
Sebanyak 84,28% dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini akan digunakan oleh TAPG untuk meningkatkan penyertaan modal pada Perusahaan Anak, yaitu PT Agro Multi Persada (AMP) yang kemudian akan disalurkan kepada Perusahaan Anak AMP, yaitu untuk belanja modal dan modal kerja sehubungan dengan pembangunan pabrik SKM di Kalimantan Tengah.
Biaya pembangunan pabrik tersebut adalah sekitar Rp 88 miliar sedangkan untuk modal kerja SKM sehubungan dengan operasional pabrik tersebut adalah sekitar Rp 47 miliar. Pelaksanaan pembangunan direncanakan dimulai pada kuartal 2 tahun 2021 dan rencananya akan diselesaikan pada tahun 2022.
Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) berharap ada perbaikan kinerja ekspor di tahun ini
Sementara sisanya sebesar 15,72% akan digunakan untuk modal kerja TAPG berupa pembelian pupuk.
Asal tahu saja, PT Triputro Agro Persada berdiri sejak tahun 2005 dan hingga saat ini telah beroperasi di 24 lokasi perkebunan kelapa sawit dan 1 perkebunan karet, memiliki 15 pabrik kelapa sawit, 1 pabrik RSS dan 4 kantor cabang perusahaan anak yang berlokasi di Jambi, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Sejauh ini TAPG menghasilkan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan inti kelapa sawit (Palm Kernel) yang dijual di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Selanjutnya: Pendapatan dan laba Tjiwi Kimia (TKIM) turun di tahun 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News