Upaya Buyung Poetra Sembada (HOKI) untuk tingkatkan kinerja pada 2021

Kamis, 13 Mei 2021 | 22:35 WIB   Reporter: Sugeng Adji Soenarso
Upaya Buyung Poetra Sembada (HOKI) untuk tingkatkan kinerja pada 2021


BERAS -  JAKARTA. PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), emiten produsen beras merek Topi Koki, terus fokus dalam meningkatkan penerapan praktik keberlanjutan atau Environmental, Social, and Governance (ESG).

Setelah berhasil mendapatkan sertifikasi keberlanjutan secara global dari The Planet Mark, Inggris, HOKI sedang mengembangkan kulit padi (sekam) menjadi energi alternatif atau bahan bakar ramah lingkungan. Upaya ini merupakan inisiatif HOKI terhadap kepedulian untuk terus menjaga kelestarian lingkungan.

Direktur HOKI, Budiman Susilo mengatakan, sebagai perusahaan di bidang pangan, khususnya beras kemasan bermerek ini sangat peduli terhadap lingkungan. HOKI sudah turut andil dalam menjaga lingkungan dengan memanfaatkan limbah hasil produksi dengan target zero waste untuk mengurangi jejak karbon.

"Kami berupaya untuk terus fokus dalam praktik keberlanjutan ini, yaitu dengan memanfaatkan limbah kulit padi untuk pembangkit listrik serta uji coba memprosesnya menjadi pellet untuk alternatif bahan bakar," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (11/5).

Baca Juga: Ada pandemi, laba Diamond Citra Propertindo (DADA) tumbuh 109,7% pada tahun lalu

Saat ini dengan waste management yang baik, perusahaan sedang membangun alat untuk membentuk pellet dari sisa kulit padi yang dimiliki untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. HOKI dapat memproduksi pellet dengan menggunakan mesin yang dimiliki di pabrik Subang, Jawa Barat.

Dengan semakin banyak kulit padi yang dihasilkan dari gabah basah, akan semakin banyak yang dapat diolah menjadi pellet yang selanjutnya bisa dijual ke berbagai perusahaan sebagai alternatif bahan bakar. Oleh karena itu, pellet ini juga dapat menjadi tambahan pendapatan untuk HOKI di masa mendatang.

Selain diolah menjadi pellet, limbah kulit padi ini juga sudah digunakan HOKI sebagai bahan untuk pembangkit listrik. Ia menjelaskan, perusahaan sudah selesai membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sekam di Sumatra Selatan pada tahun 2020 dan telah beroperasi.

Baca Juga: Aturan soal jaminan bahan baku industri gula jadi pro kontra, ini penjelasan Menperin

"Berbagai upaya yang dilakukan HOKI ini adalah untuk memaksimalkan penggunaan limbah dari produksi beras sebagai nilai tambah dan turut berkontribusi dalam lingkungan keberlanjutan,” tambahnya.

Sebagai informasi penjualan neto HOKI hingga akhir Desember 2020, sebesar Rp 1,17 triliun. Realisasi itu terkoreksi sebesar 29,03% YoY.

Hal ini disebabkan selama tahun 2020 merupakan tantangan bagi setiap industri, termasuk HOKI. Di mana banyak terdapat pembatasan sosial di berbagai daerah sehingga penjualan beras perusahaan turut merasakan dampaknya.

Namun, HOKI terus berupaya dengan tidak hanya menjual beras di pasar tradisional dan pasar modern saja, melainkan juga secara online. Adanya pandemi Covid-19 ini juga berdampak pada kontribusi penjualan HOKI, yaitu saat ini didominasi oleh pasar modern dibandingkan dengan pasar tradisional.

Baca Juga: Buyung Poetra Sembada (HOKI) mengembangkan energi alternatif dari limbah kulit padi

Kontribusi penjualan dari pasar modern sebesar 50,20%, sedangkan pasar tradisional sebesar 23,67%, dan lain-lain 26,13%. Saat ini HOKI juga sedang dalam perencanaan untuk meluncurkan produk baru berupa produk consumer goods melalui anak usahanya PT Distribusi Hoki Niaga.

Oleh karena itu, seiring dengan mulai membaiknya kondisi pandemi ini pihaknya telah mempersiapkan strategi-strategi yang dapat mendukung kinerja yang lebih baik pada tahun 2021 ini. Perusahaan juga akan terus meningkatkan dan konsisten dalam praktik lingkungan keberlanjutan.

"Hal ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan. Ke depannya HOKI optimis akan mendapatkan kinerja yang lebih baik diiringi dengan praktik ESG yang baik,” tutup Budiman.

Selanjutnya: Kinerjanya berpotensi meningkat, begini rekomendasi saham Buyung Poetra (HOKI)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli
Terbaru