Volume dan harga jual semen menekan kinerja Indocement (INTP)

Kamis, 12 November 2020 | 15:45 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Volume dan harga jual semen menekan kinerja Indocement (INTP)


INDUSTRI SEMEN - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat realisasi volume penjualan semen sebanyak 12,19 juta ton hingga akhir kuartal ketiga tahun ini. Penjualan tersebut turun 9,7% dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 13,50 juta ton.

Penurunan volume penjualan tersebut turut menekan pendapatan INTP. Indocement membukukan pendapatan senilai Rp 10,15 triliun atau menurun 10,5% secara tahunan, hingga kuartal ketiga 2020. Sebagai perbandingan, INTP membukukan pendapatan hingga Rp 11,47 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Direktur Indocement David Jonathan Clarke menyebut, penurunan penjualan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga adanya momentum Lebaran. “Pendapatan neto turun lebih tinggi dari penurunan volume penjualan sebesar -9,7% karena efek campuran harga jual rata-rata keseluruhan yang lebih rendah sebesar -1,0%,” ujar David dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Selasa (10/11).

Meski demikian, David menegaskan posisi neraca INTP masih cukup perkasa. Indocement memiliki kas dan setara kas senilai Rp 6,8 triliun per September 2020.

Baca Juga: Turun 5%, Indocement (INTP) kantongi laba Rp 1,11 triliun di kuartal III

Direktur Utama Indocement Christian Kertawijaya menyebut, hingga akhir tahun penjualan semen masih akan tertekan. Dia memperkirakan, penjualan semen domestik akan turun antara -9% sampai -10% secara tahunan.

Adapun sejumlah faktor yang berpotensi menghambat penjualan semen antara lain datangnya musim penghujan di kuartal keempat, libur Idul Fitri yang dirapel ke akhir tahun, serta berlangsungnya demonstrasi yang marak terjadi. Selain itu, momentum pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan digelar akhir tahun berpotensi mengurangi penjualan semen. “Bahkan, jika musim hujan berlangsung dengan intens, saya percaya kontraksinya bisa antara -10% sampai -11%,” ujar Christian.

Namun, tahun depan Indocement meyakini prospek pasar semen akan membaik daripada tahun ini. Proyeksi Christian, penjualan semen bisa tumbuh antara 4%-5%. Proyeksi ini bisa saja terwujud dengan catatan kasus Covid-19 di tanah air bisa diatasi dengan tingkat infeksi harian mulai melandai. Selain itu, INTP juga melihat kabar baik yang datang dari vaksin yang santer akan siap pada bulan Desember.

Baca Juga: Kuartal ketiga, penjualan semen turun di hampir seluruh wilayah Indonesia

Selain itu, pengesahan undang-undang sapu jagat omnibus law serta izin investasi yang lebih mudah dinilai bisa menaikkan penjualan semen di tahun depan. Lebih lanjut, efek multiplier dari pembangunan infrastruktur akan mendorong pengembangan kawasan industri dan pabrik,

INTP juga melihat peluang adanya penambahan anggaran untuk infrastruktur pemerintah menjadi Rp 414 triliun di tahun depan dari sebelumnya hanya Rp 281,1 triliun di tahun ini. “Kami optimistis konsumsi semen harusnya membaik tahun depan,” ujar Christian. Hanya saja, asumsi optimis ini bisa dicapai dengan catatan tidak ada lagi penerapan PSBB total khususnya di wilayah Jabodetabek. 

Baca Juga: Laba bersih Indocement (INTP) turun 5% di kuartal III-2020, begini rekomendasi analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru