WALL STREET - NEW YORK. Wall Street bergerak lesu dan akhirnya ditutup melemah pada perdagangan Selasa (16/3). Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,39% menjadi 32.825,95 poin, indeks S&P 500 melemah 0,16% ke level 3.962,71. Sedangkan Nasdaq Composite naik tipis 0,09% ke posisi 13.471,57.
Pelemahan indeks S&P 500 terjadi karena terbebani oleh saham energi dan industri yang lesu. Investor pun kini berhati-hati sambil menunggu hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve.
Sektor energi pada indeks S&P 500 jatuh hampir 3% setelah penurunan harga minyak. Sementara sektor keuangan dan industri juga melemah lebih dari 1%. Sedangkan, sektor layanan komunikasi dan teknologi keduanya naik lebih dari 0,7%.
Di sisi lain, keberhasilan indeks Nasdaq naik tipis ditopang saham Apple Inc yang menguat 1,3% setelah Evercore ISI menaikkan target harga pada saham pembuat iPhone ke level tertinggi di antara analis yang mengcover perusahaan tersebut.
Pada perdagangan Selasa (16/3), bursa saham Amerika Serikat (AS) itu tidak memiliki arah hampir sepanjang hari. Padahal di hari sebelumnya, Wall Street tampil perkasa berkat optimisme tentang paket stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun dan upaya vaksinasi yang telah memperkuat pandangan bahwa ekonomi sedang menuju pemulihan.
Namun di saat yang sama, kekhawatiran tentang ekonomi yang terlalu panas dan potensi kenaikan suku bunga baru-baru ini telah meningkatkan pengawasan pada pertemuan The Fed. Para analis menilai, The Fed akan cenderung menaikkan perkiraan ekonomi dan mengulangi janji mereka untuk tetap akomodatif di masa mendatang.
Baca Juga: Wall Street cenderung menguat, Dow Jones koreksi dari rekor tertinggi
Pengukur ketakutan Wall Street mencapai level terendah lima minggu pada 19,68 poin. Kenaikan yield US Treasury tenor acuan di akhir perdagangan menjadi 1,62% menghentikan antusiasme untuk saham-saham dengan pertumbuhan tinggi. Benchmark obligasi AS tenor 10 tahun tersebut mencapai rekor tertinggi 13 bulan pada minggu lalu.
Hasil survei BofA's, yang merupakan fund manager, menunjukkan bahwa investor telah sedikit meningkatkan alokasi kas mereka, menganggap bahwa inflasi dan "taper tantrums" dapat menggulingkan rekor reli di pasar keuangan.
"Pertemuan The Fed ini adalah salah satu yang paling penting bagi pasar dalam waktu yang lama. Ini adalah yang pertama kami lakukan setelah kenaikan tingkat inflasi baru-baru ini dan kekhawatiran tentang inflasi," kata Tom Martin, Senior Portfolio Manager Globalt Investments di Atlanta. .
Data menunjukkan, penjualan ritel turun lebih dari yang diharapkan pada Februari karena cuaca yang sangat dingin di seluruh negeri. Laporan lain memperlihatkan, badai musim dingin di Texas menyebabkan penurunan produksi pabrik AS bulan lalu.
Sementara itu, saham Ford Motor Co menjadi salah satu yang turun paling dalam usai anjlok 5,4% setelah mengumumkan kesepakatan konversi utang sebesar US$ 2 miliar.
Selanjutnya: Arah kebijakan The Fed masih pengaruhi pergerakan IHSG pada Rabu (17/3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News