Wall Street: Dow Jones melonjak 1,1%, penguatan S&P 500 dan Nasdaq tertahan

Selasa, 24 November 2020 | 07:05 WIB Sumber: Reuters
Wall Street: Dow Jones melonjak 1,1%, penguatan S&P 500 dan Nasdaq tertahan


WALL STREET -  NEW YORK. Tiga indeks utama di bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat setelah menjalani sesi perdagangan yang fluktuatif pada awal pekan ini. Tarik menarik terjadi antara saham sektor energi dan industri yang terkerek berkat berita vaksin Covid-19 dengan saham berkapitalisasi jumbo yang akhirnya menahan penguatan pada dua indeks utama.

Senin (23/11), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 327,79 poin atau 1,12% menjadi 29.591,27. Serupa, indeks S&P 500 menguat 20,05 poin atau 0,56% ke level 3.577,59 dan Nasdaq Composite bertambah 25,66 poin atau 0,22% jadi 11.880,63.

Pada perdagangan di awal pekan ini, saham yang bersifat musiman (cyclical) memimpin kenaikan. Saham sektor energi pun melonjak 7,09% setelah kenaikan harga minyak. Penguatan harga minyak terjadi berkat berita terkait efektivitas vaksin yang akan membantu pemulihan permintaan terhadap emas hitam tersebut.

Serupa, saham sektor industri dan keuangan juga naik lebih dari 1% berkat data aktivitas bisnis bulanan berkembang pada tingkat tercepat dalam lebih dari lima tahun.

Baca Juga: Wall Street menguat di tengah harapan distribusi vaksin corona

"Senin merupakan hari perdagangan terkait vaksin," kata Ken Polcari, Managing Partner Kace Capital Advisors di Jupiter, Florida.

"Saat mereka keluar dari nama-nama pertumbuhan itu, ini masih terus bergerak ke siklus yang lebih besar. Ini yang membuat kinerja Dow Jones sangat baik dan Nasdaq di bawah tekanan."

Pelemahan memang terjadi pada saham-saham teknologi dan perusahaan kelas berat terkait teknologi seperti Apple Inc dan Netflix Inc yang akhirnya meredam keuntungan karena investor merotasi saham yang dipandang sebagai taruhan yang aman menyusul kejatuhan akibat virus corona awal tahun ini.

Indeks utama memang mendapat dorongan terlambat setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Presiden terpilih AS Joe Biden berencana untuk mencalonkan mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen untuk menjadi menteri keuangan berikutnya.

"Dalam situasi saat ini, komoditas menjadi keuntungan potensial bagi pasar," kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.

"Departemen Keuangan mungkin lebih penting daripada kongres dalam menyelesaikan paket stimulus berikutnya. Ini menghilangkan hambatan besar."

Di sisi lain, bukti tingkat kemanjuran yang tinggi dalam uji coba vaksin Covid-19 telah mengangkat S&P 500 ke rekor tertinggi bulan ini dan membawa saham blue-chip Dow hampir menembus 30.000 poin untuk pertama kalinya. Hal tersebut menghembuskan kehidupan baru ke dalam saham musiman yang telah kalah selama masa resesi.

Setelah Pfizer dan Moderna, kini giliran AstraZeneca Plc yang mengatakan vaksinnya bisa efektif sekitar 90%. Sementara itu, regulator kesehatan AS kemungkinan akan menyetujui distribusi vaksin milik Pfizer pada pertengahan Desember.

Perdagangan di bursa saham AS diperkirakan akan semakin sepi mendekati liburan Thanksgiving pada hari Kamis (26/11).

Baca Juga: IPO di Wall Street, pengusaha kosmetik China ini masuk jajaran miliarder dunia

Tetapi sejumlah sentimen positif ini berhasil dihadang oleh penguncian baru yang dilakukan untuk menahan lonjakan infeksi virus corona. Nevada pada hari Minggu memperketat pembatasan di kasino, restoran dan bar, sambil memberlakukan mandat yang lebih luas untuk penutup wilayah selama tiga minggu ke depan.

Harapan lebih banyak stimulus moneter pun berkurang setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin pekan lalu mengungkapkan akan menghentikan beberapa program pinjaman darurat pandemi yang dilakukan The Fed.

Presiden Richmond Federal Reserve Bank Thomas Barkin menyebut, rumah tangga dapat berjuang selama beberapa bulan ke depan tanpa lebih banyak bantuan pemerintah untuk memberikan dukungan sampai vaksin tersedia secara luas.

Pada perdagangan di awal pekan ini, saham Tesla Inc berhasil melonjak 6,58% untuk bergerak lebih dekat dengan nilai kapitalisasi mencapai US$ 500 miliar dan masuk jajaran indeks S&P 500 bulan depan.

 

Selanjutnya: Rumor Janet Yellen akan menjadi Menteri Keuangan AS semakin santer terdengar

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru