Wall Street: S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq Kembali Ditutup Melemah

Rabu, 03 Agustus 2022 | 08:00 WIB Sumber: Reuters
Wall Street: S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq Kembali Ditutup Melemah


WALL STREET - NEW YORK. Wall Street masih lanjut melemah setelah ditutup lebih rendah dalam sesi berombak. Tiga indeks utama kompak turun karena mendapat tekanan dari ketegangan geopolitik yang berkobar usai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.

Selasa (2/8), indeks S&P 500 ditutup melemah 0,66% menjadi 4.091,32, indeks Nasdaq Composite turun 0,16% ke 12.348,76 dan indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 1,23% ke 32.396,30.

Pada sesi ini, saham kelas berat seperti Microsoft dan Visa, masing-masing melemah 1,1% dan 2,4%, dan membebani indeks S&P 500. Di mana, 11 indeks sektor pada S&P 500 melemah, dipimpin sektor real estat yang turun 1,3%. Sementara itu, sektor keuangan koreksi 1,1%.

Saham pembuat chip yang sangat terekspos ke China bergerak mixed. Dengan saham Advanced Micro Devices (AMD) menguat 2,6% jelang laporan kinerja kuartalan setelah penutupan.

Sementara itu, saham pemimpin sektor industri, Caterpillar jatuh 5,8% setelah peringatan penurunan yang lebih besar dalam permintaan untuk ekskavator-nya di China yang dilanda krisis properti. Hal ini lebih banyak tekanan pada pemimpin industri yang bergulat dengan gangguan rantai pasokan.

Baca Juga: Wall Street Tertekan Saat Ketua DPR AS Berkunjung ke Taiwan

Sejalan, sektor keuangan yang telah bergolak dalam beberapa bulan terakhir oleh perang Ukraina, melonjaknya inflasi dan pengetatan kondisi keuangan juga belum dapat keluar dari tekanan.

Bursa saham AS mendapat sentimen negatif setelah Pelosi berkunjung ke Taiwan. Pelosi mengatakan perjalanannya menunjukkan solidaritas AS dengan pulau yang diklaim China itu.

Dengan kedatangan ini, hubungan AS dan China kembali memanas. China pun mengutuk kunjungan pertama seperti itu dalam 25 tahun sebagai ancaman bagi perdamaian dan stabilitas.

Katalis negatif lainnya bagi pasar keuangan AS datang dari lowongan pekerjaan AS pada bulan Juni turun paling dalam hanya dalam dua tahun, karena permintaan pekerja berkurang di industri perdagangan eceran dan grosir. Secara keseluruhan pasar tenaga kerja tetap ketat.

Sejak Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan Juli, investor telah berspekulasi tentang apakah kenaikan terbesar bank sentral berada di belakangnya.

Baca Juga: Perjalanan Nancy Pelosi ke Taiwan Dicap Sangat Berbahaya oleh Beijing

"Pasar harus benar-benar nyaman bahwa mereka telah sepenuhnya memahami semua kenaikan suku bunga Fed, dan saya pikir itu tetap menjadi pertanyaan terbuka," kata Rob Haworth, Senior Investment Strategist di US Bank Wealth Management di Seattle. "Tantangan dan kendala pasokan belum tentu selesai. Itu belum selesai dan hilang."

Saham perusahaan pertahanan AS Raytheon Technologies Corp, Lockheed Martin Corp, Northrop Grumman Corp dan L3Harris Technologies Inc malah reli untuk sebagian besar sesi, dan berakhir dengan kenaikan antara 0,5% dan 2,3%.

Amerika Serikat adalah pendukung utama dan pemasok senjata Taiwan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru