Widodo Makmur Unggas (WMUU) Optimistis Mampu Bersaing di Tengah Kenaikan Harga Pakan

Rabu, 15 Juni 2022 | 20:49 WIB   Reporter: Akmalal Hamdhi
Widodo Makmur Unggas (WMUU) Optimistis Mampu Bersaing di Tengah Kenaikan Harga Pakan

ILUSTRASI. Emiten unggas PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU)


EMITEN - JAKARTA. PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) masih optimistis dengan target bisnis yang dibidik tahun ini walau menghadapi tekanan kenaikan harga pakan. Asal tahu saja, WMUU menargetkan penjualan dan laba bersih dapat tumbuh rata-rata 25% di tahun 2022.

Chief Executive Officer WMUU Ali Mas’adi mengatakan, perseroan tidak terdampak signifikan atas adanya kenaikan sejumlah harga pakan. Lantaran WMUU memiliki strategi dengan pemain lainnya di industri poultry (unggas) yang lebih fokus pada sektor downstream atau pemotongan unggas.

“Jika teman-teman yang lain fokus di bisnis pakan, maka pasti akan terdampak. Namun kami berbeda karena berfokus di industri pengolahan untuk menghasilkan daging ayam. Perlu digarisbawahi bahwa strateginya berbeda,” ungkap Ali dalam paparan publik, Rabu (15/6).

Ali menyebutkan, hal tersebut dibuktikan dengan realisasi penjualan di tahun lalu yang mencapai Rp 3,09 triliun, yang disumbangkan paling besar dari segmen karkas yaitu mencapai 95% atau setara Rp 2,95 triliun.

Sementara sisanya disumbangkan dari segmen Day Old Chick (DOC) dengan komposisi 1,99%, Broiler Commercial 1,75%, Pakan 0,41% serta segmen Telur  0,18%.

Baca Juga: Kembangkan Sejumlah Fasilitas, Widodo Makmur (WMUU) Siapkan Capex Rp 1,2 Triliun

Menurut Ali, harga ayam yang cenderung naik dan ada sejumlah negara seperti Malaysia dan Singapura yang mengalami krisis pasokan ayam potong, malah menjadi peluang bagi WMUU terutama di sektor downstream. Sebab, fasilitas yang dibangun oleh WMUU memang didesain untuk bisa dukung ekspor.

Disamping itu, tidak dapat dihindari harga bahan pakan mengalami kenaikan seperti harga bahan baku unggas adalah jagung dan kedelai. Ali pun mengapresiasi pemerintah untuk ketersediaan produksi jagung dari domestik. Namun sayangnya kedelai masih dari impor.

Kendati demikian, WMUU telah melakukan riset untuk mengurangi ketergantungan kedelai, misalnya dulu dibutuhkan sebanyak 25% maka mulai perlahan dikurangi menjadi 15%.

 

 

Di samping itu, WMUU saat ini juga berupaya untuk terus menggenjot produksi dengan mengembangkan berbagai fasilitas perusahaan antara lain Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU), Broiler Commercial Farm, Feedmil, Breeding Farm serta Layer Farm. Guna mendukung langkah ekspansi ini WMUU telah mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 800 miliar sampai Rp 1,2 triliun.

Kontan.co.id mencatat, terkait Layer Farm saat ini sudah beroperasi secara gradual. Breeding Farm ditargetkan dapat mulai beroperasi pada kuartal II-2022, kemudian Broiler Farm akan mulai beroperasi pada kuartal III-2022, dan terakhir Feedmill akan mulai beroperasi pada kuartal IV-2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru