Aliran modal asing tertahan, Bahana TCW: Investor tunggu hasil pilpres AS

Selasa, 03 November 2020 | 19:45 WIB   Reporter: Nur Qolbi
Aliran modal asing tertahan, Bahana TCW: Investor tunggu hasil pilpres AS


DANA ASING - JAKARTA.  Aliran modal asing diperkirakan masih tertahan dan belum masuk ke Indonesia dan negara berkembang lainnya. PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) memperkirakan, para investor menunggu hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) sebelum mulai mengalokasikan modalnya.

Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW Budi Hikmat menilai, kemenangan Joe Biden cenderung positif bagi negara berkembang. 

Pasalnya, kebijakan Presiden Donald Trump yang ‘ultra-populis’ selama ini cenderung membuat perekonomian dunia kurang imbang dan berisiko memicu gejolak yang lebih kompleks pada masa yang akan datang.

Di samping itu menunggu hasil pemilihan presiden AS, stimulus masif defisit fiskal, terutama pemotongan pajak korporasi yang lebih berpihak kepada kelompok ekonomi atas, telah menyebabkan perekonomian AS relatif paling kuat dibandingkan negara lain. 

Sementara stimulus moneter berupa penurunan suku bunga dan penggelontoran likuiditas telah memicu kenaikan harga saham di AS. "Hal ini ternyata sekaligus menyebabkan investor enggan masuk ke negara berkembang," kata Budi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/11).

Baca Juga: Investasi emas dan saham bisa jadi pilihan di tengah pandemi corona

Selain itu, pelaku pasar juga menanti solusi penanganan wabah Covid-19. Sebagaimana diketahui, saat ini Eropa tengah mengalami gelombang kedua ( second wave) pandemi Covid-19.

Meskipun melihat peluang keuntungan di pasar saham seiring dengan peluang kemenangan Joe Biden, Budi mengingatkan investor untuk siaga menyikapi volatilitas terutama yang bersumber dari nilai tukar. 

"Sejauh ini, investor asing menyukai SBN Indonesia dalam mata uang asing yang relatif aman terhadap risiko nilai tukar," ucap dia.

Saat ini, kepemilikan investor asing dalam SBN tercatat sebesar Rp 952 triliun. Angka ini sudah naik dari posisi terendah Rp 917 triliun, tetapi belum kembali melampaui posisi sebelum pandemi yang sebesar Rp 1.090 triliun.

Selanjutnya: Kepemilikan investor domestik mendominasi pasar saham, daya tahan IHSG lebih kokoh

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi
Terbaru