Bursa Wall Street: Dow Turun 0,42%, S&P 500 Drop 0,21%, Nasdaq Melorot 0,35%

Sabtu, 15 April 2023 | 09:08 WIB Sumber: Reuters
Bursa Wall Street: Dow Turun 0,42%, S&P 500 Drop 0,21%, Nasdaq Melorot 0,35%

ILUSTRASI. Indeks bursa Wall Street ditutup melemah pada Jumat (14/4) karena rentetan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang beragam.


WALL STREET - NEW YORK. Indeks utama bursa Wall Street memerah di akhir pekan ini, Jumat (14/4).

Wall Street tertekan rentetan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang beragam dan tampaknya menegaskan kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Ini meredam antusiasme investor setelah serangkaian pendapatan bank-bank AS yang meningkat di kuartal pertama 2023.

Ketiga indeks saham utama AS berakhir di zona merah.

Jumat (14/4), indeks Dow Jones Industrial Average turun 143,22 poin atau 0,42% menjadi 33.886,47. indeks S&P 500 turun 8,58 poin atau 0,21% ke level 4.137,64. Dan indeks Nasdaq Composite melorot 42,81 poin atau 0,35%, menjadi 12.123,47.

"Hari ini kami mengambil sedikit nafas," kata Sal Bruno, kepala investasi di IndexIQ di New York. "Setelah kenaikan tajam sehari sebelumnya, pasar mungkin sedikit lebih maju."

Baca Juga: Wall Street Menguat Tipis, Lonjakan Saham Bank Besar AS Tak Mampu Menyokong Pasar

Pendapatan bank-bank besar AS seperti Citigroup Inc, JPMorgan Chase & Co dan Wells Fargo & Co mengalahkan ekspektasi, diuntungkan dari kenaikan suku bunga dan mengurangi kekhawatiran akan tekanan dalam sistem perbankan.

"Seperti yang diharapkan, bank-bank besar mungkin tidak terlalu dirugikan oleh gejolak perbankan regional, dan bahkan mungkin diuntungkan," kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky.

"Kami melihat sebagian besar neraca yang kuat dan sehat, dan cukup jelas krisis (perbankan daerah) tidak sistemik," ujarnya lagi.

Indeks saham sektor perbankan S&P 500 pun melonjak 3,5% dan saham JPMorgan Chase melejit 7,6%, persentase kenaikan satu hari terbesar sejak 9 November 2020.

Saham Citigroup juga naik 4,8% sementara saham Wells Fargo naik 0,1%.

Tetapi sejumlah data ekonomi AS beragam termasuk penjualan ritel, produksi industri dan sentimen konsumen memperkuat harapan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin lagi pada pertemuan kebijakan bulan depan.

"Produksi industri dan utilisasi kapasitas lebih kuat dari yang diharapkan. Keduanya menunjuk ke ekonomi yang masih memiliki semangat, yang memberi Fed perlindungan untuk melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga pada Mei hingga Juni," kata Bruno.

Ekspektasi tersebut digarisbawahi oleh Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, yang mengatakan kenaikan bunga 25 basis poin dapat memungkinkan Fed untuk mengakhiri siklus pengetatannya.

Baca Juga: IHSG Ditutup di Zona Hijau pada Pekan Ini, Cermati Pemicunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru