KINERJA EMITEN - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah merilis laporan keuangan hingga kuartal ketiga 2020. Dari ketiga emiten, ISAT mencatat kenaikan pendapatan paling tinggi, yakni 9,20%. Tapi, Telekomunikasi Indonesia alias Telkom masih memiliki pendapatan terbesar, yakni Rp 99,94 triliun meski turun 2,62% secara tahunan.
Sementara pendapatan EXCL naik 5% secara tahunan menjadi Rp 19,66 triliun. Meski mencatat pendapatan paling kecil dari sisi nominal, EXCL justru mencetak pertumbuhan laba terbesar, yakni 316,33% menjadi Rp 2,08 triliun.
Laba bersih TLKM naik 1,34% yoy menjadi Rp 16,68 triliun. Tapi, ISAT masih menanggung rugi bersih hingga Rp 457,5 miliar, membengkak 60,75% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Selvi Octaviani menilai kinerja TLKM dan EXCL masih menarik. Selama sembilan bulan pertama 2020 TLKM memang mencatatkan koreksi pendapatan. Menurut Selvi, penurunan pendapatan ini disebabkan tekanan yang terjadi di kuartal II 2020.
Baca Juga: Kinerja emiten konstruksi diprediksi lebih ngegas di kuartal IV, ini alasannya
"Jumlah pelanggan Telkomsel juga sempat turun menjadi 160 juta dan pendapatan segmen enterprise turun terdampak kebijakan PSBB," kata Selvi, Kamis (5/11). Sementara di kuartal III 2020, kondisi ini mulai membaik, jumlah pelanggannya kembali naik menjadi 170 juta pelanggan.
Di sisi lain, pendapatan TLKM tercatat bertumbuh di kuartal ketiga 2020. Realisasinya menjadi Rp 33,8 triliun atau naik 1,3% secara quarter on quarter (qoq). "Ditopang oleh pertumbuhan pendapatan Indihome Rp 5,74 triliun," imbuh Selvi. Angka itu naik 17,2% secara yoy dan 8,5% qoq.
Sementara untuk EXCL, kinerjanya hingga kuartal ketiga memang naik dari sisi pendapatan dan laba. Tapi, pendapatan Axiata di kuartal ketiga 2020 sesungguhnya turun tipis 0,2% qoq menjadi Rp 6,57 triliun dari sebelumnya Rp 6,58 triliun di kuartal kedua 2020.
Walau begitu, laba bersihnya masih mampu meningkat signifikan 48,1% qoq. Kenaikan ini menurut Selvi ditopang efisiensi biaya.
Baca Juga: Begini kontribusi pendapatan Telkom Indonesia (TLKM) hingga kuartal III-2020
Kinerja emiten-emiten telko masih akan bertahan hingga akhir tahun 2020 dan tumbuh positif di tahun 2021. Selvi memperkirakan perbaikan kinerja terdorong data trafik yang bertumbuh seiring dengan kebiasaan masyarakat beralih ke digital.
Menurut dia, kebiasaan masyarakat dalam berbelanja online, menikmati hiburan, bekerja diproyeksi tetap akan berlanjut sekalipun tidak lagi dalam kondisi pandemi atau menjadi kebiasaan baru yang permanen. "Kebutuhan akan data akan semakin meningkat," kata dia.
Melihat prospek yang masih menarik, Selvi menyarankan buy ketiga emiten itu. TLKM direkomendasikan dengan target harga Rp 4.300, EXCL dengan target harga Rp 3.500 dan ISAT dengan target harga Rp 2.800.
Tidak jauh berbeda, Analis RHB Sekuritas Michael W Setjoadi merekomendasikan buy ketiga saham, EXCL dengan target harga Rp 3.850, TLKM dan ISAT dengan target harga yang sama, Rp 4.000.
Baca Juga: Jual menara, laba bersih XL Axiata (EXCL) capai Rp 2,07 triliun hingga kuartal III
Head of Research Panin Sekuritas Nico Laurens menambahkan, tingkat kompetisi antar perusahaan masih akan berat hingga akhir tahun 2020. Menurut Nico, tarif masih dalam kecenderungan flat ke turun karena beberapa operator menerapkan unlimited package yang murah.
Akan tetapi, hal itu tidak akan mempengaruhi kinerja secara signifikan ke depannya. Sebab, sektor telekomunikasi dinilai masih defensif. Nico merekomendasikan buy EXCL dan ISAT dengan target harga Rp 3.000. Sementara untuk TLKM masih under review.
Baca Juga: Indosat (ISAT) cetak pendapatan sebesar Rp 20,59 triliun per September 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News