Ditendang MSCI, Harga Saham di BEI Ini Malah Naik, Pilih Beli / Jual?

Kamis, 27 November 2025 | 05:10 WIB
Ditendang MSCI, Harga Saham di BEI Ini Malah Naik, Pilih Beli / Jual?

ILUSTRASI. Ditendang MSCI, Harga Saham di BEI Ini Malah Naik, Pilih Beli / Jual?


Reporter: Muhammad Alief Andri  | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Harga sejumlah saham yang keluar dari indeks MSCI periode November 2025 malah meningkat pada perdagangan Rabu 26 November 2025. Apakah saham yang keluar dari indeks MSCI tersebut memiliki prospek cerah untuk investasi?

MSCI melakukan rebalancing yang efektif berlaku pada perdagangan Selasa 25 November 2025 waktu Amerika Serikat (AS). Hasil evaluasi menyatakan dua saham keluar dari MSCI Global Standard Index, yakni Kalbe Farma (KLBF) dan Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP). Keduanya turun ke MSCI Small Cap. 

Per Rabu (26/11/2025), Kalbe Farma (KLBF) ditutup menguat di 1.255 atau naik 2,03%. Pada saat bersamaan Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) menguat tipis di 8.600 atau 0,29%

Kemudian harga saham  Selamat Sempurna (SMSM) melemah ke 1.740 turun 0,57%, dan Ultrajaya (ULTJ) di 1.515. Dua saham ini ditendang dari MSCI Small Cap Index.

Baca Juga: Saham YUPI Tebar Dividen Rp35,11/Saham, Cermati Jadwal Pembayaran & Cum Date

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengatakan tekanan jual asing merupakan hal wajar pasca proses rebalancing MSCI.

“Ada yang masuk dan ada yang keluar, dan untuk saham-saham yang keluar tentu terjadi outflow. Tapi dari sisi teknikal, habis rebalancing kemarin beberapa saham sudah cenderung rebound,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (26/11/2025).

Herditya menyebut prospek teknikal beberapa saham masih menarik. KLBF diperkirakan berpeluang menguji area 1.320 sampai 1.350, sementara ULTJ diperkirakan menuju 1.560. MNC Sekuritas memberikan rekomendasi add untuk KLBF dengan target harga 1.665, serta accumulative buy untuk ICBP dengan target 11.925.

Dari sisi fundamental, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta melihat sektor-sektor terkait saham eks MSCI tetap prospektif. Ia menjelaskan konsumsi domestik yang kuat masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Strong demand masih terjadi. Pertumbuhan ekonomi kita stabil di 5% dan lebih dari setengahnya ditopang konsumsi. Fundamentalnya tetap mendukung,” kata Nafan.

Ia juga menilai tekanan rebalancing akan mereda dan membuka ruang pemulihan. “Biasanya tekanan akan berkurang setelah rebalancing, sehingga potensi rebound tetap terbuka,” jelasnya. Menurut Nafan, penurunan harga bahan baku juga menjadi sentimen positif bagi emiten konsumer, ditambah faktor musiman seperti Natal dan Ramadan yang tahun depan jatuh lebih awal.

Nafan menilai valuasi saham-saham eks-MSCI saat ini sudah berada di bawah nilai wajarnya, sehingga menarik untuk akumulasi secara selektif. “Beberapa sudah oversold, jadi momentum akumulasi bisa kembali terbuka,” katanya.

Tonton: PR Besar Digitalisasi DJP: Baru 5,7 Juta Akun yang Aktif Gunakan Coretax

Analisa teknikal

Dari sisi teknikal, Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, memetakan kondisi masing-masing saham eks MSCI.

Untuk SMSM, Liza melihat harga bergerak semakin sempit dan mendekati titik keputusan. “Harga akan segera menentukan arah, apakah break atas atau bawah,” ujarnya. SMSM memiliki support di Rp 1.710 sampai Rp 1.740 dan resistance di Rp 1.820 sampai Rp 1.880 serta Rp 1.950 sampai Rp 2.000. Ia menilai posisi saat ini masih cukup spekulatif.

Untuk ULTJ, Liza menyebut harga berada di area krusial antara meneruskan tren bearish atau membentuk pola bullish reversal inverted head and shoulders. Kuncinya pada level neckline Rp 1.545 sampai Rp 1.565.

Buy atau average up hanya jika sudah break valid,” ujarnya. Target berada di Rp 1.700 dan Rp 1.850, dengan support Rp 1.400 sampai Rp 1.415.

Pada KLBF, harga masih berada dalam tren turun jangka panjang sejak 2023, namun mulai stabil di atas MA10 serta beberapa kali menguji MA20.

Buy atau average up bertahap bisa dilakukan jika break MA20 dan MA50, di rentang 1.265 sampai 1.300,” kata Liza.

Baca Juga: Profil Lengkap Superbank (SUPA): Bank Digital Fokus UMKM yang Segera IPO

Target KLBF berada di Rp 1.410 sampai Rp 1.430, kemudian Rp 1.600, hingga Rp 1.700 sampai Rp 1.800. Support di Rp 1.170 sampai Rp 1.200.

Adapun ICBP masih berada dalam tren turun jangka panjang, namun berpotensi rebound terbatas jika mampu menembus resistance trendline jangka pendek di atas 8.650. Target berada di 8.950 sampai 9.000, 9.200 sampai 9.300, hingga 10.000. Liza menegaskan valuasi ICBP sudah tergolong murah setelah harga turun hingga mendekati level terendah September 2022.

Analis menilai, meski tekanan jual asing masih terlihat, sebagian saham eks MSCI mulai memasuki fase stabilisasi. Peluang akumulasi terbuka, namun investor dinilai perlu menunggu konfirmasi level teknikal penting sebelum masuk lebih agresif.



 

Kerry Adrianto Bantah Riza Chalid Terlibat Kasus Korupsi Minyak Mentah

Selanjutnya: Ketentuan Ganjil Genap Jakarta, Hari Ini 27 November 2025 Berlaku Tidak?

Menarik Dibaca: 35 Ucapan Thanksgiving Bahasa Inggris untuk Caption dan Berkirim Pesan Hangat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tag

Terbaru