Elnusa (ELSA) merasakan efek triple shock

Selasa, 01 Desember 2020 | 07:10 WIB   Reporter: Dimas Andi
Elnusa (ELSA) merasakan efek triple shock


KINERJA EMITEN - JAKARTA. Perusahaan jasa minyak dan gas (migas) PT Elnusa Tbk mengalami penurunan kinerja keuangan di periode Januari-September 2020. Walau begitu, emiten berkode saham ELSA tersebut yakin bisnisnya dapat bertahan di periode-periode berikutnya.

Direktur Keuangan Elnusa Hery Setiawan menyampaikan, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa migas, Elnusa turut merasakan efek triple shock yaitu penurunan harga minyak dunia, penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM), dan fluktuasi kurs rupiah.

Akibatnya, pendapatan ELSA per kuartal III-2020 turun 2,7% (yoy) menjadi Rp 5,76 triliun, sedangkan pada kuartal III-2019 pendapatan perusahaan mencapai Rp 5,97 triliun. Laba bersih ELSA juga turun 21,4% (yoy) dari Rp 238 miliar per kuartal III-2019 menjadi Rp 187 miliar per kuartal III-2020.

Penurunan laba turut disebabkan adanya beberapa pelanggan ELSA yang meminta pengurangan tarif jasa migas seiring harga minyak dunia yang terkoreksi.

“Volume pekerjaan jasa migas sebenarnya tetap naik, tapi dengan service rate yang terdiskon,” ujar dia dalam paparan publik virtual, Senin (30/11).

Hery menyebut, terdapat perubahan kontribusi pendapatan ELSA sepanjang tahun ini. Pada kuartal III-2019, mayoritas pendapatan ELSA diperoleh dari bisnis jasa distribusi dan logistik energi dengan porsi sebesar 52%. Kemudian diikuti oleh jasa hulu migas sebesar 43% dan jasa penunjang energi sebesar 4%.

Kini, per kuartal III-2020, giliran jasa hulu migas yang paling berkontribusi terhadap pendapatan ELSA sebanyak 51%. Kemudian disusul oleh jasa distribusi dan logistik energi sebesar 43% dan jasa penunjang energi sebesar 7%.

Baca Juga: PT Elnusa Tbk (ELSA) Menghadapi Tekanan Beruntun di Industri Migas

Kondisi tersebut tak lepas dari penurunan pendapatan jasa distribusi dan logistik energi ELSA sebesar 20% (yoy) dari Rp 3,10 triliun per kuartal III-2019 menjadi Rp 2,47 triliun.

“Konsumsi BBM nasional terkoreksi selama pandemi Covid-19, sehingga bisnis kami di bidang distribusi dan logistik energi terganggu,” ungkap Hery.

Di sisi lain, tekanan industri migas tak menghalangi ELSA dalam mencatatkan kenaikan pendapatan jasa hulu migas sebesar 14% (yoy) dari Rp 2,55 triliun per kuartal III-2019 menjadi Rp 2,91 triliun per kuartal III-2020.

Adapun pendapatan dari jasa penunjang energi ELSA melesat 48% (yoy) dari Rp 254 miliar per kuartal III-2019 menjadi Rp 375 miliar per kuartal III-2020.

Hery menyampaikan, pihaknya dapat menjaga kinerja keuangan ELSA di sisa tahun ini, termasuk untuk segmen bisnis distribusi dan logistik energi.

Hanya memang, ia mengaku bahwa pendapatan ELSA secara umum kemungkinan besar dapat lebih rendah dibandingkan capaian tahun lalu. “Untuk laba bersih, kami masih optimis bisa mencapai di atas Rp 200 miliar,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto
Terbaru