Ini penyebab pendapatan Adaro Energy (ADRO) turun 26% hingga kuartal III-2020

Selasa, 03 November 2020 | 15:10 WIB   Reporter: Dimas Andi
Ini penyebab pendapatan Adaro Energy (ADRO) turun 26% hingga kuartal III-2020


LAPORAN KEUANGAN EMITEN - JAKARTA. Hingga kuartal III-2020, harga jual rata-rata atawa average selling price (ASP) PT Adaro Energy Tbk (ADRO)  turun 18% secara tahunan (yoy). Ini membuat pendapatan produsen batubara ini sebesar 26% (yoy) menjadi US$ 1,95 miliar per kuartal III-2020.

Berdasarkan laporan kinerja perusahaan, produksi batubara ADRO mencapai 41,10 juta ton di kuartal III-2020 atau turun sebesar 7% (yoy). Begitu pula dengan volume penjualan batubara ADRO yang turun 9% menjadi 40,76 juta ton di periode yang sama.

Hingga kuartal III-2020, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ADRO turun 73,06% (yoy) menjadi US$ 109,37 juta.

Manajemen ADRO menyebut, penurunan permintaan batubara akibat perlambatan ekonomi dan minat beli yang lemah di negara-negara pengimpor utama telah berdampak terhadap harga batubara global. Di masa yang sulit ini, ADRO , anggota indeks Kompas100 ini, terus fokus terhadap operasi dan efisiensi biaya serta mengimplementasikan strategi untuk memperkuat bisnis inti.

Baca Juga: Pertahankan bisnis di tengah pandemi, begini strategi Adaro Energy (ADRO) ke depan

Selain itu, ADRO juga mengambil sikap waspada terhadap pengeluaran dan mengeksekusi rencana belanja modal dengan hati-hati. Meski disiplin terhadap suplai telah dilakukan, ADRO memproyeksikan bahwa pemulihan pasar batubara akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Sementara itu, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO Garibaldi Thohir menyampaikan, meski dibayangi oleh tantangan ekonomi makro, ADRO masih dapat mempertahankan operasi yang solid. Kondisi pasar batubara yang sulit akibat ekonomi global yang belum kondusif akibat pandemi yang berkepanjangan harus diakui terus menekan profitabilitas perusahaan.

“Meskipun ketidakpastian masih ada, model bisnis kami yang terintegrasi memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan efisien dalam menghadapi tantangan ini,” ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Selasa (3/10).

ADRO mulai melihat beberapa tanda rebalancing di pasar batubara berkat disiplin terhadap suplai. Perusahaan ini tetap optimistis terhadap fundamental industri di jangka panjang.

Sedangkan dalam jangka pendek, ADRO berfokus untuk menjaga kas, memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan, serta bertahan di jalur yang sudah ada. “Kami juga terus mengeksekusi strategi untuk memastikan kelangsungan bisnis dan tetap bersumbangsih terhadap pembangunan nasional,” tandas dia.

 

Selanjutnya: Proyek PLTU Batang alami keterlambatan, Adaro Energy (ADRO) targetkan beroperasi 2021

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru