Ini yang membuat Dwi Guna Laksana (DWGL) mampu kantongi laba di kuartal III

Sabtu, 21 November 2020 | 10:00 WIB   Reporter: Akhmad Suryahadi
Ini yang membuat Dwi Guna Laksana (DWGL) mampu kantongi laba di kuartal III


KINERJA EMITEN - JAKARTA. Kinerja apik berhasil ditorehkan oleh PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL). Emiten pertambangan batubara ini membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 66,34 miliar per kuartal ketiga 2020. Capaian ini membaik dari realisasi kinerja DWGL di kuartal ketiga 2019 yang masih membukukan kerugian bersih hingga Rp 32,13 miliar.

Namun, DWGL membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar  10,47% secara tahunan menjadi Rp 1,23 triliun. Herman Fasikhin, Presiden Direktur Dwi Guna Laksana mengatakan, turunnya pendapatan DWGL hingga kuartal ketiga 2020 disebabkan oleh dua faktor utama.

Pertama, secara tonase, realisasi penjualan batubara konsolidasian grup hingga periode kuartal ketiga 2020 memang lebih rendah 4% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Baca Juga: Konsorsium WIKA raih kontrak pembangunan green building di UGM

Herman membeberkan, sampai dengan kuartal ketiga 2020, DWGL dan entitas anak telah berhasil mencatatkan realisasi penjualan sebesar 1.8 juta metric ton (MT) atau turun 4% secara tahunan.  Sebagian besar penjualan ini disumbang oleh penjualan kepada pelanggan utama DWGL, yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Meski secara tahunan menurun, namun realisasi penjualan ini setara dengan 103% dari target yang dianggarkan DWGL tahun ini.  Hingga akhir tahun 2020, masih terdapat sisa target penjualan sebesar 600 ribu MT yang harus dipenuhi DWGL dan entitas anaknya selama kuartal keempat ini untuk dapat mencapai target sampai dengan akhir tahun 2020.

Faktor kedua yang membuat pendapatan DWGL menurun adalah tidak adanya pendapatan dari jasa pemasaran pada tahun 2020 yang seharusnya dikontribusi oleh anak perusahaan yaitu PT Sinergi Laksana Bara Mas.  

Baca Juga: Indomobil (IMAS) catat rugi bersih Rp 467,24 miliar di kuartal III-2020, ini sebabnya

Melansir laporan keuangan, penjualan batubara masih menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan DWGL yakni sebesar Rp 1,22 triliun atau mencapai 99,8% dari total pendapatan DWGL. Sisanya merupakan pendapatan dari jasa pelabuhan senilai Rp 2,5 miliar.

Di kuartal ketiga 2020, DWGL tercatat tidak menerima pendapatan dari jasa pemasaran. Padahal, di kuartal ketiga 2019, pendapatan dari segmen ini mencapai Rp 12,39 miliar.

“Kendati demikian, karena efisiensi biaya yang signifikan yang dilakukan pada beberapa pos beban pokok pendapatan dan beban umum administrasi, maka DWGL berhasil mencatatkan laba bersih Rp 66 miliar, jika dibandingkan tahun 2019 yang mengalami kerugian Rp 32 miliar,” terang Herman kepada Kontan.co.id, Jumat (20/11).

Baca Juga: Harga emas naik, Hartadinata Abadi (HRTA) catat kinerja ciamik di kuartal III 2020

Secara rinci, emiten pertambangan  batubara ini berhasil menekan sejumlah pos beban. Pos beban pokok pendapatan misalnya, turun 17,4% secara tahunan menjadi Rp 1,07 triliun. Beban operasi bahkan menyusut hingga 96%, dari sebelumnya mencapai Rp 15,5 miliar menjadi hanya Rp 513 juta. Beban umum dan administrasi juga terpantau turun 35,67% secara tahunan menjadi Rp 43,03 miliar.

Di tengah fluktuasi harga batubara yang terjadi saat ini, DWGL terus berupaya melakukan efisiensi biaya-biaya yang ada dan mengoptimalkan pengiriman batubara kepada pelanggan utama yakni PLN atas kontrak jangka panjang yang telah dimiliki. Selain itu, DWGL melalui entitas anaknya PT Sinergi Laksana Bara Mas juga terus berupaya untuk menjajaki potensi pelanggan baru untuk pasokan dalam negeri.

Pada perdagangan Jumat (20/11), saham DWGL ditutup menguat 4,08% ke level Rp 204 per saham. 

Selanjutnya: Barito Pacific (BRPT) akan menerbitkan obligasi lagi tahun depan

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi
Terbaru