EMITEN - JAKARTA. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) melihat adanya pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan untuk bisnis di tahun ini.
Pada tahun lalu, HMSP membukukan pendapatan sebesar Rp 92,4 triliun atau turun 12,9% yoy. Sejalan dengan itu, laba bersih emiten ini tercatat Rp 8,5 triliun pada 2020 atau merosot 37,5% year on year.
Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis mengatakan dampak pandemi menjadi salah satu faktor menurunnya kinerja emiten. "Kami menyadari dampak luas dari pandemi terhadap perekonomian. Langkah penanggulangan pandemi dan pembatasan sosial menciptakan lingkungan pasar yang menantang dan mempengaruhi permintaan domestik," ujarnya, Kamis (27/5).
Baca Juga: Siap-siap, Kalbe Farma (KLBF) akan tebar dividen hingga Rp 1,3 triliun
Lebih lanjut, ia menerangkan pada 2020 terdapat kenaikan tarif cukai hasil tembakau secara rata-rata tertimbang sebesar 24% dan kenaikan harga jual eceran (HJE) sebesar 46%. Kedua faktor tersebut berdampak pada penurunan volume industri hasil tembakau nasional sebesar 9,7% pada tahun 2020, tak terkecuali kinerha HMSP.
Menurutnya, pandemi Covid-19 memperburuk isu daya beli masyarakat yang bahkan sudah ada sejak sebelum pandemi. Terutama pembatasan sosial di wilayah perkotaan di mana pangsa pasar kami besar, yang mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap portofolio perusahaan.
Namun begitu, pihaknya tetap mempertahankan kepemimpinan pasar dengan pangsa pasar sebesar 28,8% di 2020.
Pada 2020, kinerja Sampoerna disokong oleh portofolio SKT yang bertumbuh sebesar 1,2 poin persentase menjadi 7,2% pada tahun 2020. Hal ini termasuk Dji Sam Soe, Sampoerna Kretek, dan Sampoerna 234 yang diluncurkan pada bulan Maret 2020.
Hal ini memperkukuh posisi kepemimpinan pasar Sampoerna di segmen SKT dengan pangsa pasar sebesar 37,7% pada tahun 2020.
Baca Juga: HM Sampoerna (HMSP) akan membagikan dividen Rp 72,8 per saham
Sementara itu, untuk segmen sigaret kretek mesin dan sigaret putih mesin, sejalan dengan data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, peningkatan tarif cukai yang signifikan dan dampak ekonomi dari pandemi telah mengakselerasi peralihan pembelian ke produk yang memiliki pajak cukai lebih rendah, yang mana hal ini mempengaruhi produk segmen menengah atau bawah HMSP seperti Dji Sam Soe Magnum Mild, Marlboro Filter Black, dan Sampoerna U.
Di sisi lain, merek premium Sampoerna, Sampoerna A, mencatat pertumbuhan pangsa pasar sebesar 0,4 poin persentase menjadi 11,8% pada 2020. Ia bilang, hal ini mencerminkan keberhasilan dari kemasan baru yang diluncurkan pada kuartal keempat 2019 serta inisiatif-inisiatif merek lainnya.
"Begitu juga untuk merek premium sigaret kretek mesin dengan tar tinggi Dji Sam Soe Magnum Filter yang juga mengalami peningkatan pangsa pasar 0,4 poin persentase, mencapai 1,9% pada 2020," tambahnya.
Selanjutnya: SiCepat menggenggam 4,5% saham Digital Mediatama Maxima (DMMX)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News