Mayoritas Sektor di Bursa Tertekan, Catat Rekomendasi Berikut

Senin, 16 Mei 2022 | 20:30 WIB   Reporter: Kenia Intan
Mayoritas Sektor di Bursa Tertekan, Catat Rekomendasi Berikut

ILUSTRASI. Dalam lima hari perdagangan, 9-13 Mei 2022, IHSG melorot 8,73% ke level 6.597,99.


REKOMENDASI SAHAM - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu dalam sepekan terakhir. Dalam lima hari perdagangan, 9-13 Mei 2022, IHSG melorot 8,73% ke level 6.597,99.

Sembilan dari 11 sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) memang memerah seminggu terakhir. Penurunan paling dalam dicatatkan sektor teknologi hingga 19,12%. Disusul sektor keuangan dan sektor infrastruktur yang tertekan masing-masing 10,41% dan 6,13%, 

Di sisi lain, hanya ada dua sektor di bursa yang menghijau dalam sepekan. Tercatat, sektor transportasi dan logistik naik 1,99%. Ada juga sektor barang konsumen primer yang meningkat 1,61%. 

Baca Juga: Simak Hal yang Perlu Dicermati Saat Memburu Dividen Saham

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mencermati, sektor-sektor yang memerah umumnya dipengaruhi oleh potensi imbas negatif dari arah kebijakan suku bunga sentral yang meningkat. Terlebih, setelah The Fed menaikkan suku bunganya sebesar 50 basis points.

Adapun sektor yang masih menghijau, seperti sektor transportasi dan logistik, dinilai masih atraktif karena aktivitas pengiriman sudah pulih dan berjalan secara normal. Sementara itu, sektor barang konsumen primer masih menjadi pilihan karena saham-saham sektor ini banyak tertekan aksi jual selama IHSG rally beberapa waktu lalu. Dus, sepekan terakhir valuasinya menjadi lebih menarik dibanding saham-saham lain.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menambahkan, momentum Lebaran yang memberikan sentimen positif terhadap dua sektor tersebut. Untuk sektor transportasi dan logistik, saham-sahamnya tersengat kebiasaan masyarakat yang melakukan mudik ke kampung halaman, sehingga berpeluang mengerek kinerja keuangan sektor ini. Kondisi tersebut memungkinkan terjadi tidak terlepas dari membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia.  

Baca Juga: IHSG diproyeksi berbalik menguat, simak rekomendasi saham HMSP, TOWR, dan INDF

Serupa, momentum Lebaran juga mendorong daya beli masyarakat. Oleh karenanya, akan memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan sektor barang konsumen primer. 

Melihat kondisi tersebut, Andhika menyarankan untuk menambah bobot pada saham-saham sektor barang konsumen primer. Selain momentum Lebaran, para pelaku pasar akan melirik sektor defensif terhadap kenaikan suku bunga.

"Sektor barang konsumen primer adalah sektor defensif yang akan dilirik oleh para pelaku pasar," ujar dia kepada Kontan.co.id, Senin (16/5). 

Baca Juga: Tujuh Saham Ini Bakal Cum Date Dividen Pekan Depan, Siapa Saja?

Beberapa sarannya, buy on weakness UNVR dengan support Rp 3.930. Target penguatan jangka panjang di level Rp 6.800-Rp 7.000. HMSP juga disarankan buy on weakness dengan support Rp 980. Target penguatannya ke level Rp 1.150

Sementara itu, saham-saham teknologi perlu diwaspadai mengingat kenaikan suku bunga The Fed  berpeluang diikuti oleh kenaikan suku bunga 7 days RRR oleh Bank Indonesia. Hal ini membuat beban bunga emiten-emiten teknologi membengkak dan memberatkan kinerja keuangan. 

Di sisi lain, Ivan melihat sektor barang konsumen primer dan sektor infrastruktur cukup atraktif dan dapat ditambah bobotnya. Kedua sektor itu sudah mengalami tekanan jual sebelumnya. Selain itu, tahun ini menjadi tahun yang cerah bagi sektor infrastruktur, khususnya emiten operator jalan tol, dengan adanya perjalanan mudik dan sudah normalnya aktivitas penggunaan jalan tol.

 Baca Juga: Rekomendasi Saham AALI, SCMA, SIDO dan UNTR untuk Perdagangan Selasa (17/5)

Adapun saham-saham teknologi perlu dihindari terlebih dahulu karena belum memiliki sentimen positif saat ini. Di sisi lain, investor juga bisa mulai mengurangi posisi pada saham-saham sektor transportasi dan logistik mengingat secara teknikal sudah mendekati akhir rally. Menurut dia, bukan tidak mungkin ketika pasar mulai rebound, akan terjadi rotasi pada sektor-sektor yang saat ini tertekan. Terutama sektor keuangan yang menjadi pilihan utama investor asing. 

"Bisa ditambah bobotnya pada JSMR, TBIG, UNVR, dan ICBP," ungkap Ivan kepada Kontan.co.id, Minggu (15/5). 

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menambahkan, dia tetap menjagokan saham-saham perbankan seperti BBCA, BBRI, dan BBNI

Baca Juga: IHSG Tumbang, ARTO, WIRG, DFAM Top Losers Sepekan

"Secara fundamental baik. Kredit terus tumbuh, NPL turun, aset tumbuh juga," ujar Cheryl, Senin (16/5). Menurut Cheryl, jika nantinya pasar mulai pulih, maka sektor perbankan akan kembali naik. 

Cheryl menambahkan, saat ini pelaku pasar memang sedang menghindari risiko. Sehingga, bobot terhadap instrumen investasi yang berisiko moderat seperti pasar saham juga dipangkas.

Dus, pelaku pasar dapat beralih ke saham perbankan berkapitalisasi besar dan mengurangi saham-saham di sektor teknologi dan sektor infrastruktur. Senada Andhika melihat, secara keseluruhan IHSG masih berpeluang untuk melanjutkan penurunan ke level 6.400-6.450. Oleh karenanya, ada baiknya pula investor mengurangi porsi berinvestasi di saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru