KONTAN.CO.ID - Mengenal apa itu Fenomena window dressing di Pasar Modal. Dalam dunai pasar modal terdapat beberapa Istilah penting untuk menggambarkan sitausi tertentu.
Salah satunya adalah fenoman Window Dressing yang terjadi pada perusahaan terdaftar.
Kata ini digunakan dalam dunia pasar modal untuk menggambarkan strategi yang dilakukan oleh manajer investasi, perusahaan, atau emiten menjelang akhir periode laporan keuangan, biasanya di penghujung tahun.
Baca Juga: Cara Mudah Investasi Saham, BEI Catat 8 Juta Investor Okt 2025
Melansir dari Investopedia, tujuannya adalah untuk memperindah tampilan portofolio atau kinerja keuangan, sehingga terlihat lebih baik di mata investor maupun pemegang saham.
Praktik ini sering kali dikaitkan dengan peningkatan harga saham secara sementara akibat adanya aksi beli besar-besaran terhadap saham unggulan.
Meski bersifat legal, investor tetap perlu memahami fenomena ini agar dapat mengambil keputusan investasi dengan lebih bijak di tengah potensi pergerakan pasar yang cenderung tidak stabil.
Baca Juga: Calon Saham Blue Chip LQ45 Tren Naik, Mana yang Layak Investasi?
Arti Window Dressing
Secara harfiah, window dressing berarti “mempercantik tampilan jendela.” Sehingga, konteks pasar modal, ini adalah strategi yang dilakukan oleh manajer investasi, fund manager, atau institusi keuangan untuk meningkatkan nilai portofolio sementara.
Hal ini bertujuan agar terlihat seolah-olah mereka memiliki kinerja investasi yang baik sebelum laporan resmi diterbitkan.
Tujuan Utama
Menarik investor baru dengan kinerja portofolio yang tampak bagus di laporan akhir tahun.
- Menjaga kepercayaan investor lama agar tidak menarik dana.
- Meningkatkan nilai aktiva bersih (NAB) pada produk reksa dana.
- Mendorong harga saham tertentu agar portofolio terlihat sehat.
Baca Juga: Ada 5 yang Baru, Inilah 45 Saham LQ45 di BEI November 2025-Januari 2026
Cara Kerja Window Dressing
Beberapa cara yang umum dilakukan:
- Menjual saham yang performanya buruk agar tidak tercantum di laporan akhir.
- Membeli saham-saham unggulan (blue chip) yang sedang naik agar portofolio terlihat kuat.
- Meningkatkan aktivitas beli (buying pressure) pada saham-saham yang sedang dipegang, sehingga harga naik sementara waktu.
- Akibatnya, harga saham di akhir tahun sering mengalami kenaikan semu, terutama pada saham-saham kapitalisasi besar.
Contoh Fenomena di Indonesia
Fenomena window dressing biasanya muncul pada:
- Akhir Desember (menjelang tutup buku tahunan).
- Kadang juga akhir kuartal (Maret, Juni, September).
- Indeks seperti IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) sering mengalami penguatan di akhir tahun karena efek ini.
Sebagai contoh, IHSG sering mengalami reli positif pada minggu-minggu terakhir Desember karena banyak investor institusi melakukan pembelian untuk mempercantik portofolionya.
Baca Juga: Harga Mulai Naik, Saham Blue Chip Ini Masih Akan Dibuyback Rp 2,5 Triliun
Dampak dan Risiko
1. Dampak positif:
- Mendorong kenaikan harga saham jangka pendek.
- Memberi peluang cuan bagi trader yang tahu momentum akhir tahun.
2. Dampak negatif:
- Kenaikan harga bersifat sementara. Setelah laporan keluar, harga bisa turun kembali (profit taking).
- Dapat menyesatkan investor ritel yang mengira kenaikan tersebut karena fundamental yang membaik, padahal hanya efek kosmetik.
Pastikan Anda memahami kondisi pasar modal terkait dengan fenomena yang pernah terjadi di Indonesia.
Demikian informasi mengenai apa itu Fenomena window dressing di Pasar Modal.
Tonton: Ahmad Sahroni dan 4 Anggota DPR Non Aktif Akan Jalani Sidang Etik MKD
Selanjutnya: Aliran Modal Asing Masuk Rp 1 Triliun Pekan Terakhir Oktober 2025
Menarik Dibaca: Laba Naik 43%, Ini Alasan REAL Mulai Dilirik Investor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News