Multipolar Technology (MLPT) akan Melepas Bisnis Data Center, Ini Alasannya

Kamis, 12 Mei 2022 | 08:25 WIB   Reporter: Venny Suryanto
Multipolar Technology (MLPT) akan Melepas Bisnis Data Center, Ini Alasannya


EMITEN - JAKARTA. Lippo Group melalui entitas perusahaanya, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) akan melepas bisnis yang bergerak di bisnis data center. Emiten ini telah memutuskan untuk menjual seluruh saham PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) yang dimilikinya.

Sebagai informasi, berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), MLPT telah menjual sebanyak 65% atau setara 281,5 juta saham kepemilikan sahamnya di GTN kepada ECX Europe dan ECX Asia. 

Rinciannya, saham itu akan dibeli oleh EXC Europe dan 10.000 saham akan dibeli ECX Asia. Penjualan saham tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pengendalian atas GTN dari perseroan kepada ECX Europe.

Wahyudi Chandra, Presiden Direktur PT Multipolar Technology mengungkapkan awal mula di bentuknya bisnis data center tersebut dilakukan sejak tahun 2013 silam. Adapun segmen yang di bidik saat itu hanyalah segmen ritel. 

Baca Juga: Multipolar Technology (MLPT) Bidik Pertumbuhan Pendapatan 5% di Tahun 2022

“Sehingga kita menyadari pertumbuhan data center ini agak melambat, dan kita sadar bahwa untuk data center itu bisa tumbuh cepat kalau kita perlu memperluas skala pasarnya. Tapi sulit untuk di capai untuk pemain lokal,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Rabu (11/5). 

Melihat pertumbuhan yang kurang memuaskan, perseroan pun memutuskan untuk melepas saham tersebut. Di samping itu, perseroan juga melalukan penjualan lahan sebanyak 40.000 meter persergi lahan di Cikarang, Jawa Barat kepada ECX Europe. 

Sebagai tambahan, Wahyudi mengatakan GTN sendiri memiliki lahan data center seluas 15.000 m² yang telah terbangun sekitar 10.000 m². Sehingga sisa lahan hanya sekitar 5.000 m².

“Tapi operator data center global perlu pengembangan yang lebih luas dari pada itu sehingga akhirnya meminta untuk melakukan pembelian 40.000 m2 dari tanah perseroan untuk pengembangan data center,” jelasnya. 

 

 

Adapun, nilai transaksi penjualan saham tersebut senilai US$ 24,4 juta atau sekitar Rp 349,49 miliar. Sementara penjualan aset lahan mencapai US$ 12 juta atau sekitar Rp 171,50 miliar. Secara keseluruhan transaksi tersebut mencapai US$ 36,44 juta atau mencapai Rp 521,39 miliar.

Nantinya dana dari penjualan saham ini akan digunakan oleh perseroan untuk di investasikan ke bisnis inti MLPT. Terutama untuk pengembangan vertical teknologi yang bersifat platform. “Misalnya untuk pengembangan sistem aplikasi, konsultasi IT, juga untuk anak usaha kami yakni PT Visionet Data International,” tutup Wahyudi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru