Musim Laporan Keuangan Dimulai! Ini Sektor yang Berpotensi Panen Cuan

Kamis, 23 Oktober 2025 | 03:47 WIB
Diperbarui Kamis, 23 Oktober 2025 | 04:46 WIB
Musim Laporan Keuangan Dimulai! Ini Sektor yang Berpotensi Panen Cuan

ILUSTRASI. Musim laporan keuangan kuartal III-2025 resmi dimulai. Sejumlah emiten berkapitalisasi besar alias blue chip mulai memamerkan kinerja mereka. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Yuliana Hema  | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Musim laporan keuangan kuartal III-2025 resmi dimulai. Sejumlah emiten berkapitalisasi besar alias blue chip mulai memamerkan kinerja mereka. Salah satu yang paling ditunggu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), menjadi pembuka musim laporan kali ini.

Bank swasta terbesar di Indonesia itu membukukan laba bersih sebesar Rp 43,4 triliun sepanjang Januari–September 2025, naik 5,7% secara tahunan (YoY). Kenaikan ini didorong oleh pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 63,9 triliun, serta pendapatan non-bunga sebesar Rp 21,4 triliun.

Namun, menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Adityo Nugroho, secara umum kinerja emiten pada kuartal III-2025 diperkirakan tidak akan terlalu spektakuler.

“Kalau stagnan itu lebih bagus daripada mengalami penurunan. Sebaiknya ditunggu saja dari sektor perbankan. Mudah-mudahan bisa stabil kinerjanya pada September,” jelasnya dalam paparan, Senin (20/10/2025).

Adityo menilai masih ada beberapa sektor yang berpotensi menorehkan hasil positif. Salah satunya adalah sektor komoditas emas, seiring lonjakan harga logam mulia tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

Ia mencontohkan, performa PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bumi Minerals Resources Tbk (BRMS) sudah menunjukkan tren pertumbuhan kuat selama dua tahun terakhir.

Baca Juga: Saham BBCA Diserbu Asing — Ini Prediksi Analis Soal Target Harganya

Sebagai gambaran, ANTM mencatat penjualan Rp 59,01 triliun per Juni 2025, melonjak 154,51% YoY dari Rp 23,18 triliun di periode sama tahun lalu. Dari sisi laba bersih, perusahaan membukukan Rp 4,69 triliun, naik 202,88% YoY dari Rp 1,55 triliun.

“Harga emas melambung, kalau produk tinggi bisa mendorong kinerja emiten emas. Jadi investor bisa menantikan laporan keuangan dari emiten komoditas emas,” ujar Adityo.

Selain emas, sektor kelapa sawit (CPO) juga diperkirakan masih mencatatkan pertumbuhan positif, meski tidak setajam sektor emas.

Menurut Research Analyst Phintraco Sekuritas, Aditya Prayoga, secara musiman sektor semen dan farmasi juga berpotensi membukukan pertumbuhan di kuartal III dan IV.

“Emiten semen bisa dipertimbangkan karena mulai kuartal III dan IV penjualan semen akan cukup tinggi. Ini didorong oleh realisasi belanja pemerintah yang masif untuk membangun infrastruktur,” jelasnya.

Salah satu contoh positif datang dari PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG). Emiten CPO ini mencatat pendapatan Rp 5,05 triliun per Juni 2025, tumbuh 35,11% YoY, dengan laba bersih mencapai Rp 1,69 triliun, naik 75,31% YoY.

Baca Juga: Ada 8 Saham IPO Bisa Dibeli Awal Juli 2025, Ini Cara Investasi Saham lewat e-IPO

“Namun untuk sektor semen masih perlu wait and see terkait penjualan masing-masing emiten. Perlu dicermati apakah penguatan masih terjadi, kalau melemah dibanding rata-rata tahun sebelumnya maka terjadi anomali,” kata Aditya.

Untuk sektor farmasi, Aditya menilai peningkatan permintaan biasanya terjadi pada kuartal III dan IV seiring masuknya musim hujan, saat masyarakat cenderung meningkatkan konsumsi suplemen dan obat-obatan.

Terakhir, sektor perbankan juga masih layak dipantau. Valuasi saham-saham bank besar kini cukup menarik setelah terkoreksi dalam sepanjang tahun.

“Sektor perbankan mendapatkan sentimen dari pemangkasan suku bunga Bank Indonesia, sementara bank milik pemerintah mendapat guyuran dana Rp 200 triliun dari Kementerian Keuangan,” ucap Aditya.

Tonton: BEI Buka Kembali Perdagangan Saham Timah (TINS) Mulai Hari Ini (22/10)

Sementara itu, Nurwachdiah, Research Analyst Phintraco Sekuritas, menambahkan rekomendasi saham pilihan untuk sektor emas jatuh pada ANTM dan MDKA, yang memiliki diversifikasi bisnis kuat. Sedangkan untuk sektor CPO, saham TAPG menjadi andalan.

Selanjutnya: BI Rate Tetap di 4,75%, IHSG Diramal Bereaksi Negatif: Apa Strategi Investor?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Video Terkait


Terbaru