Profil Net Visi Media (NETV) yang Segera Melantai di Bursa

Selasa, 25 Januari 2022 | 07:35 WIB   Reporter: Akmalal Hamdhi
Profil Net Visi Media (NETV) yang Segera Melantai di Bursa


RENCANA IPO - JAKARTA. PT Net Visi Media Tbk (NETV) dalam waktu dekat akan segera bergabung dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelum melihat bergabungnya NETV, mari intip profil perusahaan calon emiten media di BEI tersebut.

Melantainya NETV di Bursa Efek, menyusul banyak emiten media yang telah terlebih dulu bergabung dalam pasar modal tanah air antara lain PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Mahaka Media Tbk (ABBA), PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), dan PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO).

Awal mula berdirinya Perseroan adalah pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2013 Perseroan bersama PT Industri Mitra Media (IMM) yang juga Perusahaan Anak Perseroan, mengakuisisi saham kepemilikan dari PT Televisi Anak Spacetoon (Spacetoon) sebesar 100%. Atas akuisisi kepemilikan saham tersebut, siaran Spacetoon di jaringan terrestrial berganti nama menjadi PT Net Mediatama Televisi (NMTV) atau dikenal dengan nama Net TV.

Baca Juga: NETV Bersiap Melantai di Bursa Efek, Tetapkan Harga Rp 196 per Saham

Kegiatan usaha utama NETV melalui Net Mediatama Televisi bergerak dalam bidang industri penyiaran televisi, media digital, dan pembuatan konten, serta manajemen artis.

Sejak tahun 2013, Perseroan dan perusahaan anak melakukan pengembangan digital platform melalui aplikasi, kanal YouTube, dan media sosial untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Selain itu, NETV turut mengembangkan digital platform antara lain ZULU (OTT Platform) , NET Citizen Journalist dan Net Connect.

Dalam menjalankan bisnisnya, NETV dan NMTV menargetkan segmen millennial-GenX dan middle-affluent market dan segmen pemirsa televisi wanita, keluarga dan anak-anak untuk memperoleh audience share terutama di daerah perkotaan seperti Jakarta.

“Saat ini, sekitar 98% dari konten Perusahaan Anak diproduksi in-house sehingga memiliki fleksibilitas mengontrol kualitas konten, beradaptasi dengan perubahan di pasar dan keleluasaan memaksimalkan penghasilan dari konten baik melalui FTA maupun platform digital,” ungkap NETV dalam prospektus final yang diterbitkan perusahaan pada Selasa (18/1).

Sampai saat ini, NETV dan NMTV mengungkapkan telah mengembangkan jangkauannya ke 183 kota. Di Indonesia saat ini serial drama dan variety show adalah penggerak utama audience share NMTV.

Berdasarkan prospektus final yang diterbitkan perusahaan, hingga Juli 2021, NMTV memperoleh audience share sebesar 2,6%, sedangkan di sepanjang tahun 2020 audience share Net TV adalah 2,9%.

Selama periode Desember 2020 dan 31 Juli 2021, NMTV telah mencatatkan penurunan biaya program dan biaya operasional. Penurunan ini diakui NETV disebabkan oleh strategi perusahaan dalam melakukan strategi time belt, dimana untuk program-program yang berbiaya mahal hanya diproduksi pada jam-Prime Time. Sedangkan untuk jam Non Prime Time program-program yang digunakan adalah program akuisisi yang berbiaya murah ataupun program re-run.

Sebagai informasi, per 31 Juli 2021 Net Visi Media tbk (NETV) mencatatkan pendapatan senilai Rp Rp 282,93 miliar, sementara itu beban program dan siaran NETV sebesar Rp 187,17 miliar. Dengan demikian, menghasilkan laba bruto senilai Rp 95,76 miliar.

Baca Juga: Masih Ada 30 Perusahaan Mengantre IPO

Asal tahu, perseroan memiliki 87 Perusahaan Anak. Dari 87 Perusahaan Anak tersebut NETV mengungkapkan bahwa yang memiliki kontribusi paling utama terhadap pendapatan Perseroan berasal dari PT Net Mediatama Televisi (NMTV) sebesar 95,03% dari total pendapatan konsolidasian Perseroan per 31 Juli 2021.

Terkait prospek bisnis di masa mendatang, NETV optimistis dapat mendulang keuntungan melalui belanja iklan televisi. Hal ini dikarenakan televisi dinilai merupakan media dengan penetrasi tertinggi dibandingkan dengan media lainnya seperti internet atau media cetak.

Berdasarkan data Media Partners Asia (MPA), diprediksi penghasilan iklan melalui Free TV (FTA) masih memiliki potensi besar.  Free TV tercatat telah menjangkau sekitar 40 juta rumah tangga di Indonesia dan penghasilan iklan dari FTA pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp 15,9 triliun.

Dengan potensi pasar yang masih besar, nilai ini diproyeksi oleh MPA akan bertumbuh pada Compounded annual growth rate (CAGR) 3,3% per tahun atau akan mencapai Rp 18,8 triliun pada tahun 2025. Dengan beberapa indikator tersebut, NETV optimistis akan prospek usaha ke depan mengingat masih banyak peluang yang terbuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru