KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dalam tren melemah selama sebulan terakhir. Menurut para analis, pelemahan harga ini menjadi momentum tepat untuk mulai investasi saham ANTM.
Mengacu data di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ANTM pada perdagangan Senin 10 November 2025 ditutup di level 2.910 naik 10 poin atau 0,34% dibandingkan sehari sebelumnya. Namun dalam perdagangan lima hari terakhir, harga saham ANTM masih terakumulasi turun 200 poin atau 6,43%.
Begitu juga selama 30 hari terakhir, harga saham ANTM melemah 460 poin atau 13,65%. Meski dalam tren melemah, analis memprediksi harga saham ANTM berpotensi mendaki pada periode mendatang.
Baca Juga: Merger Grab-GOTO Dikonfirmasi: Cek Rekomendasi Beli Saham LQ45 Ini & Target Rp 74
Hal ini karena ANTM memiliki fundamental yang baik. Kinerja ANTM juga berpotensi meningkat seiring pergerakan harga emas di pasar dunia.
ANTM melaporkan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 1,3 triliun pada kuartal III-2025. Angka ini turun 50% secara kuartalan (QoQ), namun melonjak 96% dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY).
Menurut Andreas Yordan Tarigan, Analis Sucor Sekuritas, penurunan laba di kuartal III disebabkan oleh melemahnya segmen logam mulia. EBITDA segmen ini hanya mencapai Rp 0,7 triliun, turun 52% QoQ dan 40% YoY. Volume penjualan emas anjlok menjadi 4,9 ton, atau turun 69% QoQ dan 61% YoY, terutama akibat insiden luapan lumpur di tambang Grasberg Block Cave milik Freeport Indonesia.
Meski begitu, total penjualan emas selama sembilan bulan pertama 2025 mencapai 34,2 ton, naik 20% YoY, didukung oleh harga jual rata-rata (ASP) yang lebih tinggi, yakni US$ 3.200 per ons troi.
Tonton: Harga Emas Antam Melonjak Kembali Malam Hari Kemarin (10 November 2025)
Efek Longsor Grasberg dan Strategi Konservatif ANTM
Abida Massi Armand, Analis Fundamental BRI Danareksa Sekuritas, menilai penurunan tajam volume emas disebabkan oleh gangguan pasokan eksternal dari tambang Grasberg serta kebijakan internal konservatif ANTM.
Berbeda dengan emas, segmen nikel mencatatkan kinerja solid. Harga jual rata-rata (ASP) bijih nikel naik menjadi US$ 56,7 per wmt dari US$ 54,3 di kuartal II.
Secara kumulatif, ANTM membukukan laba bersih Rp 5,9 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2025, naik 171,41% YoY dibanding Rp 2,2 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Prospek 2026: Harga Emas dan Hilirisasi Nikel Jadi Katalis
Abida memperkirakan harga emas tetap tinggi di kisaran US$ 3.300–3.400 per ons troi hingga 2026, karena meningkatnya permintaan aset lindung nilai.
Baca Juga: AADI Bayar Dividen Interim Rp 4,18 Triliun, Rasio Dividen 2x+ Bunga Deposito Bank
Rekomendasi Saham ANTM
|
Analis |
Sekuritas |
Rekomendasi |
Target Harga |
|
Andreas Yordan Tarigan |
Sucor Sekuritas |
Hold |
Rp 3.200 |
|
Benny Kurniawan |
JP Morgan Indonesia |
Overweight |
Rp 3.700 |
|
Abida Massi Armand |
BRI Danareksa Sekuritas |
Buy |
Rp 4.100 |
|
Andhika Audrey |
Panin Sekuritas |
Buy |
Rp 3.900 |
Selanjutnya: IHSG Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham BRIDanareksa Sekuritas Selasa (11/11)
Menarik Dibaca: IHSG Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham BRIDanareksa Sekuritas Selasa (11/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News