Simak Rekomendasi Analis untuk Saham Defensif: UNVR, INDF, ICBP dan MYOR

Senin, 07 Februari 2022 | 06:30 WIB   Reporter: Kenia Intan
Simak Rekomendasi Analis untuk Saham Defensif: UNVR, INDF, ICBP dan MYOR


EMITEN -  JAKARTA. Saham-saham defensif bergerak lesu di tahun 2021. Ini tercermin dari sektor barang konsumen primer yang melorot 16,04% sepanjang tahun lalu. 

Asal tahu saja, mayoritas saham-saham defensif tergabung dalam sektor barang konsumen primer atawa IDX Consumer Non-Cylicals. Misalnya saja, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR). 

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama mencermati, pergerakan yang lesu itu disebabkan antisipasi pelaku pasar terkait daya beli masyarakat. 

"Sehingga hanya emiten tertentu dengan pangsa pasar yang kuat yang dinilai dapat bertahan di tengah tantangan," jelas Okie kepada Kontan.co.id, Jumat (4/2).

Baca Juga: Saham-Saham yang Diprediksi Analis Berpeluang Mendatangkan Cuan Tahun Ini

Tekanan pada saham-saham defensif pun masih akan berlanjut di tahun 2022 ini. Hanya saja, tekanannya tidak akan sedalam tahun lalu. Mengingat, pemulihan ekonomi tengah berlangsung dan vaksinasi yang terus digenjot pemerintah.

Senada, Komisaris PT Kanaka Hita Solvera Halimas Tansil mencermati, tekanan pada saham defensif  tahun ini tidak akan sedalam tahun 2021. Tingkat vaksinasi yang sudah jauh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya membuat mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi lebih menggeliat. 

"Penurunan bukannya tidak terulang, tapi kalaupun turun, penurunannya tidak sedalam tahun lalu," katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (6/2). 

Walau pergerakannya berpotensi membaik, saham-saham terkait sektor konsumen primer kurang atraktif di semester I 2022 tahun ini. Saham-saham yang mendapat pendapatan dari aktivitas online yang lebih menarik untuk dilirik.

Baca Juga: Berikut Sektor Saham yang Diprediksi Punya Prospek Cerah di Tahun Ini

"Tidak harus saham murni teknologi, tapi semua perusahaan yang menggunakan teknologi atau digital untuk mendapatkan revenue growth," imbuhnya. 

Secara historis saham-saham defensif memang memiliki performa yang lebih baik dibanding saham lain ketika terjadi ketidakpastian pasar akibat krisis finansial. Hanya saja baginya, kondisi yang dihadapi pasar saat ini bukanlah krisis finansial.

Krisis dipicu pandemi yang membuat masyarakat mengurangi mobilitas dan aktivitas ekonomi secara offline. Mempertimbangkan hal tersebut, strategi investasi saham defensif dinilai kurang tepat untuk menghadapi tahun 2022. 

Sementara Okie beranggapan, mencermati strategi emiten dalam bersaing dan bertahan menjadi poin penting di tengah situasi seperti saat ini. Selain itu, investor juga perlu mengikuti kinerja keuangan emitennya. 

Baca Juga: Simak Pilihan Saham Blue Chips yang Berpotensi Melaju Tahun Ini

Ia pun merekomendasikan buy ICBP dengan target harga Rp 9.275 per saham. Alasannya, ICBP memiliki pangsa pasar yang kuat dan kinerja yang cukup solid di tengah pandemi.

Adapun di tahun 2022, kinerja ICBP diproyeksi akan lebih baik dibanding tahun lalu. Membaiknya konsumsi masyarakat dan kekuatan pasar domestik akan menjadi penopangnya.

Kendati ICBP diwarnai katalis postif, Okie menyarankan investor untuk selalu mempertimbangkan kemampuan manajemen dalam mengelola bisnisnya. .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru