KINERJA EMITEN - JAKARTA. Tahun 2020 menjadi periode yang berat bagi emiten ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Emiten dengan kode RALS itu mencatatkan penurunan signifikan baik dari sisi top line maupun bottom line.
Mengutip laporan keuangannya, Selasa (3/11), RALS mengantongi total pendapatan Rp 1,9 triliun sepanjang Januari hingga September 2020. Jumlah itu menurun 56,88% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 4,43 triliun.
Adapun total penjualan RALS terdiri atas penjualan barang beli putus Rp 1,57 triliun dan komisi penjualan konsinyasi Rp 334,9 miliar. Realisasi keduanya terkikis dibanding periode yang sama tahun 2019. Penjualan barang beli putus menurun 56,63% year on year (yoy), sementara komisi penjualan konsinyasi tertekan 58,56% yoy.
Baca Juga: 13 Gerai Ramayana Lestari (RALS) ditutup sementara, apa rekomendasi analis?
Dilihat dari produk yang dijual, penjualan pakaian dan aksesoris masih berkontribusi lebih tinggi dibandingkan penjualan barang swalayan. Hingga kuartal III 2020, penjualan pakaian dan aksesoris mencapai Rp 1,34 triliun, sementara penjualan barang swalayan mencapai Rp 556,39 miliar.
Adapun kontribusi keduanya lebih rendah dibandingkan akhir tahun 2019. Penjualan pakaian dan aksesoris terkikis 67,62% , sementara penjualan barang swalayan menurun 61,53%.
Penurunan dari sisi top line menekan bottom line RALS sepanjang sembilan bulan pertama 2020. Mayoritas beban-beban yang sudah ditekan nyatanya belum mampu mengimbangi penurunan pendapatan. Akibatnya, RALS menanggung rugi tahun berjalan hingga Rp 95,22 miliar. Padahal pada kuartal yang sama tahun lalu RALS masih mencatatkan laba tahun berjalan hingga Rp 612,42 miliar.
Sekadar informasi, hingga kuartal III 2020 RALS mengantongi total aset hingga Rp 4,77 triliun, turun dari akhir tahun 2019 yang mencapai Rp 5,65 triliun. Sementara total liabilitas RALS tertekan 29,73% menjadi Rp 1,04 triliun dan ekuitasnya terkikis 10,31% menjadi Rp 3,74 triliun.
Baca Juga: Kinerja Ramayana (RALS) Baru Bisa Pulih 2021, Proyeksi Analis Tahun Ini Bisa Merugi
Mengutip keterbukaan informasi, manajemen mengakui telah terjadi penurunan total aset lancar dan liabilitas RALS lebih dari 20%.
" Terjadi penurunan kas dan setara kas, serta deposito berjangka yang dipakai untuk membayar dividen kas dan utang usaha pihak ke tiga yang mengakibatkan sisi utang berkurang dibandingkan periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019," jelas Direktur RALS Suryanto seperti yang tertulis dalam keterbukaan informasi, Jumat (30/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News